Dugaan Pemalsuan Dokumen Pensiun Guru Disorot DPRD Tubaba

Dugaan Pemalsuan Dokumen Pensiun Guru Disorot DPRD Tubaba

radarlampung.co.id-Kasus dugaan pemalsuan dokumen pencairan dana pinjaman pensiun dengan korban Sri Walujeng disorot kalangan DPRD Tulangbawang Barat. Ketua DPRD Kabupaten Tulangbawang Barat (Tubaba) Busroni SH meminta agar Inspektorat setempat bertindak tegas mengusut keterlibatan dua oknum aparatur sipil negara (ASN) yang diduga ikut terlibat memalsukan dokumen milik guru SDN 1 Panaragan Jaya Tuba Tengah ini. Busroni meminta agar cara-cara tak terpuji seperti itu tak terulang lagi. Terutama oleh para PNS di Tubaba. Kepada aparat penegak hukum Ketua DPC Demokrat ini juga meminta agar kasus tersebut dapat diusut hingga tuntas. Tak hanya itu, DPRD Tubaba lanjutnya juga akan memanggil pihak terkait untuk mengetahui detil dugaan pemalsuan dokumen pinjaman pensiun Sri Walujeng tersebut. Pihak terkait yang dimaksud adalah dinas pendidikan, Inspektorat dan juga 2 oknum guru Kabupaten Tubaba yang diduga telah melakukan pemalsuan tersebut. \"Kita akan panggil secepatnya agar masalah ini bisa tuntas,\"tegasnya. Seperti diberitakan radarlampung.co.id, Hari Senin (18/3) kali ketiga korban penipuan dan pemalsuan tanda tangan berikut stempel pencairan dana Taspen atau dana pensiun milik Sri Walujeng memberikan kesaksian kepada penyidik Polres Tulangbawang berikut menyerahkan beberapa dokumen pribadi. Emawati menjadi salah satu saksi dugaan penipuan tersebut. Kepala Sekolah Dasar Negeri 1 (SDN 1) Kelurahan Panaragan Jaya, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Tubaba itu menyatakan dirinya jadi korban pemalsuan tanda tangan dan stempel kepala sekolah, yang diduga dilakukan empat orang. “Saya sudah memenuhi panggilan penyidik Polres dua kali, ketika saya menghadap pertama, penyidik atas nama Fahri menunjukkan contoh dan bertanya  kepada saya apakah tanda tangan dan stempel ini punya saya atau bukan. Saya langsung menjawab, bukan. Dan keempat orang tersebut sudah ada stempel dengan cara mereka menduplikatkannya,\"kata Ema, saat dijumpai dikediamannya pada (15/3) pukul 15.42 Wib. Menurut Ema, data yang dimanipulasi oleh diduga empat orang oknum PNS itu adalah data guru yang mengajar di sekolahnya. Yakni Sri Walujeng. Sri akan pensiun dua tahun lagi. Emawati menyatakan selain dipanggil polisi dirinya juga sudah dipanggil inspektorat setempat dan dinas pendidikan Tubaba. \"Intinya mereka menanyakan apa betul Ibu Sri Walujeng itu menjadi korban penipuan dokumen untuk mencairkan dana Taspen. Benar pak. Jawab Sri Walujeng dengan Kepala Dinas saat itu.\" Imbuh Ema menirukan pengakuan anak buahnya tersebut. Dirinya menjelaskan, akibat pemalsuan itu Sri Walujeng menderita kerugian hingga Rp100 juta. (fei/wdi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: