Ekonomi Lampung Hanya Tumbuh 1,73 persen

Ekonomi Lampung Hanya Tumbuh 1,73 persen

radarlampung.co.id - Secara umum, perekonomian provinsi Lampung tumbuh sebesar 1,73 persen yoy pada triwulan I 2020. Nilai ini jauh lebih rendah dibandingkan pertumbuhan triwulan sebelumnya yang mencapai sebesar 5,07 persen, maupun periode yang sama di tahun 2019 sebesar 5,18 persen.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) provinsi Lampung, Budiharto Setyawan dalam acara Lampung Economic Update yang digelar secara online melalui media conference, pada Kamis (2/7).

Dia melanjutkan, realisasi pertumbuhan ini juga tercatat lebih rendah dibandingkan pertumbuhan ekonomi wilayah Sumatera yang mencapai 3,25 persen maupun nasional yang sebesar 2,97 persen yoy.

“Pertumbuhan ini juga masih lebih rendah dari rata-rata petumbuhan selama tiga tahun terakhir yang mencapai 5,14 persen,” tambahnya.

Dibanding dengan 10 provinsi di Sumatera, pertumbuhan ini menempatkan Lampung pada peringkat yang kurang baik, yakni peringkat delapan. Peringkat ini turun signifikan dibanding peringkat pada quartal I yang secara keseluruhan mencapai peringkat ketiga bahkan kadang kedua tertinggi di Sumatera.

Lebih rendahnya pertumbuhan ekonomi Lampung pada triwulan I 2020 ini dipengaruhi oleh kinerja negatif sektor eksternal dan perlambatan konsumsi rumah tangga.

Kontraksi ekspor memberikan andil sebesar -3,41 persen seiring dengan penurunan volume ekspor batu bara dan masuknya musim panen sejumlah komuditas utama di Lampung. Selain itu, konsumsi rumah tangga tumbuh melambat dengan andil 2,74 persen lebih rendah dibandingkan periode-periode sebelumnya.

“Hal ini disebabkan oleh normalisasi konsumsi masyarakat pasca periode natal dan tahun baru, penurunan daya beli masyarakat petani seiring dengan penurunan kinerja sektor pertanian serta penurunan permintaan akibat adanya kebijakan physical distancing dan penurunan daya beli masyarakat seiring dengan penyebaran covid-19,” jelasnya.

Perlambatan yang lebih dalam tertahan oleh pertumbuhan konsumsi pemerintah dan investasi yang masih tumbuh positif dan adanya kontraksi dari import dengan andil masing-masing sebesar 0,08 persen; 0,50 persen; dan -1,76 persen.

Lebih jauh dia mengatakan, dari sisi lapangan usaha perlambatan ekonomi Lampung pada triwulan I 2020 disebabkan oleh penurunan kinerja dihampir seluruh lapangan usaha.

Perlambatan ekonomi pada periode laporan terutama disebabkan oleh kontrasi pada lapangan usaha pertanian, kehutanan dan perikanan yang mencapai -2,84 persen. Padahal, lapangan usaha ini merupakan lapangan utama perekonomian Lampung yang memberikan kontribusi sebesar 29,65 persen terhadap PDRB.

Sementara, lapangan usaha industri pengolahan yang memberikan kontribusi 18,85 persen terhadap PDRB tumbuh lebih lambat sebesar 1,41 persen dibandingkan triwulan sebelumnya. Realisasi ini mengubah komposisi motor penggerak perekonomian Lampung pada triwulan I 2020.

Pertumbuhan perekonomian Lampung pada triwulan I 2020 terutama bersumber dari lapangan usaha konstruksi, lapangan usaha transportasi, serta lapangan usaha pedagang besar dan eceran serta reparasi mobil dan sepeda motor dengan andil masing-masing sebesar 0,40 persen; 0,38 persen; dan 0,33 persen.

Namun dilihat dari pangsanya, porsi terbesar PDRB Lampung pada triwulan laporan masih tetap didominasi oleh tiga lapangan usaha, yakni pertanian, kehutan dan perikanan; lapangan industri pengolahan; dan lapangan usaha pedagangan besar dan eceran, reparasi mobil dan sepeda motor.

“Untuk triwulan II 2020 kita melihat bahwa perekonomian Lampung masih tumbuh lebih lambat di bandingkan triwulan sebelumnya. Disisi permintaan kinerja ekspor diperkirakan menurun akibat melambatnya permintaan dunia, terganggunya rantai penawaran global serta rendahnya harga komuditas global,” paparnya.

Sementara itu, pembatasan sosial berkala juga berdampak pada aktifitas produksi dan pendapatan masyarakat sehingga menurunkan prospek permintaan domestik, baik konsumsi rumah tangga maupun investasi. Investasi juga tertahan oleh perilakusi ‘wait and see’ dari pelaku usaha untuk melihat perkembangan covid-19.

Di samping itu, konsumsi pemerintah diperkirakan meningkat seiring dengan pembayaran THR, meskipun lebih rendah dari tahun sebelumnya dan realisasi penanganan covid-19 di bidang kesehatan dan sosial. Dari sisi lapangan usaha pengerak perekonomian Lampung masih bertumpu pada tiga lapangan usaha tersebut.

“Untuk lapangan usaha pertanian diperkirakan tbuh lebih tinggi didorong oleh panen raya, padi, tebu dan beberapa komuditas hortikultura. Sementara lapangan usaha perdagangan dan lapangan usaha industri pengolahan diperkirakan terkontraksi atau melambat diakibatkan penurunan volume perdagangan dunia dan penurunan konsumsi masyarakat yang berpengaruh pada aktifitas produksi,” tandasnya. (Ega/yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: