Ekspor Kopi Lampung Naik 63 Persen

Ekspor Kopi Lampung Naik 63 Persen

Radarlampung.co.id - Total Ekspor Kopi Lampung mengalami kenaikan dibandingkan semester I 2018. Selama periode Januari-Juli 2019 (semester I 2019) total ekspor mencapai 90,2 ton atau senilai dengan Rp1,8 triliun.

Kepala Badan Karantina Pertanian Kementerian Pertanian, Ali Jamil menyebut, jumlah ini meningkat jika dibandingkan dengan periode yang sama ditahun 2018 lalu. Dengan kisaran kenaikan ekspor kopi meningkat hingga 63 persen, di mana periode saat itu hanya mencapai 57 ton.

\"Alhamdulillah dari total 2018 yang mencapai 139 ton, saat ini ekspor kopi telah memenuhi 64 persennya, kita prediksi tahun ini akan dapat melebihi target 2018 kemarin,” kata Ali Jamil memberikan sambutan pelepasan ekspor kopi dan beberapa komoditi lainnya di PT Sulotco Jaya Abadi Bandarlampung, Senin (5/8).

Ia menambahkan, tak hanya volume tonasenya yang meningkat, namun jumlah negara tujuan ekspor kopi pun bertambah. Pada Juli 2018 negara tujuan ekspor kopi asal Lampung hanya ada 27 negara. Sementara di 2019 sudah bertambah 5 negara tujuan ekspor sehingga total menjadi 32 negara. “Enam negara terbesar pengimpor Kopi Lampung yakni Malaysia, Italia, Giorgia, Maroko, Jepang dan Mesir,” sambung Ali.

Dalam pelepasan ekspor kopi yang dilakukan PT Sulotco Jaya Abadi Bandarlampung (grup Kapal Api), biji kopi hijau dilepas ke Algeria, salah satu Negara di Afrika Utara sebanyak 57,6 ton. Dengan nilai devisa mencapai Rp1,3 miliar. Kemudian neraca perdagangan kopi Indonesia Algaria 2018-2019 juga mengalami peningkatan 94 persen.

”Bahkan dari Januari hingga Juli 2019 total kopi yang di ekspor ke Algeria sudah mencapai 823 ton dengan nilai devisa Rp17,2 miliar. Di tahun 2018, pada bulan yang sama hanya mencapai 781 ton atau senilai Rp16,3 miliar,” tandasnya.

Ali melanjutkan, Lampung merupakan pemasok kopi robusta terbesar di Tanah Air dengan produksi rata-rata 100 ribu hingga 120 ribu ton pertahun dengan luas areal kopi mencapai 163.837 hektar. Berdasarkan data sistem otomasi IQFAST Karantina Pertanian Lampung, sepanjang 2017 hingga 2019 biji kopi merupakan urutan kedua masuk dalam daftar 10 besar komoditas ekspor Provinsi Lampung.

Dilihat dari total ekspor 50 komoditas tumbuhan periode Januari - Juli 2019 yang dimiliki Karantina Pertanian Lampung, komoditas kopi telah menyumbang 1,8 triliun dari 4,3 triliun. \"Kopi robusta telah menyumbang 41 persen devisa negara, dengan rata-rata frekuensi ekspor 102 kali perbulan, dan akan terus meningkat,” pungkasnya.

Kepala Balai Karantina Pertanian Kelas I Bandarlampung, M. Jumadh, menyebutkan total ekspor komoditas pertanian yang di ekspos hari ini tidak hanya kopi senilai Rp15,48 miliar. Selain komoditas kopi asal PT Sulotco Jaya Abadi sebanyak 57,6 ton. Ada pula 25 ton lada biji senilai Rp769,8 juta tujuan India. Kemudian 25 ton kelapa parut senilai Rp387,7 juta tujuan Jerman, Nanas iris 35,6 senilai Rp423 juta tujuan China dan 54 ton nanas buah senilai  Rp408,9 juta Saudi Arabia.

Jumadh mengatakan pada setiap komoditas ekspor yang dilepas, Karantina Pertanian memastikan kelayakan bahan baku, proses produksi hingga produk siap diekspor serta memenuhi persyaratan fitosanitari negara tujuan. ”Dalam proses penerbitan sertifikat fitosanitari Karantina Pertanian, dilakukan pemeriksaan tindakan karantina secara system in line inspection yang diharapkan mampu mempercepat layanan karantina pertanian kepada masyarakat di Provinsi Lampung,” tambah Jumadh. (rma/kyd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: