Ekspor Lampung Menurun, Neraca Perdagangan Surplus
radarlampung.co.id - Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Lampung, nilai ekspor provinsi Lampung pada Januari 2020 mencapai US206,31 juta dolar. Jumlah ini lebih tinggi dari nilai impor Januari 2020 yang tercatat mencapai US144,78 juta dolar.
Kepala BPS Provinsi Lampung, Faizal Anwar mengatakan, kondisi ini menjelaskan bahwa neraca perdagangan luar negeri provinsi Lampung pada Januari 2020 mengalami surplus sebesar US61,53 juta dolar.
Secara rinci disebutkan, surplus neraca perdagangan provinsi Lampung pada Januari 2020 diperoleh dari negara ASEAN sebesar US16,12 juta dolar dan kelompok negara Uni Eropa sebesar US34,38 juta dolar.
”Sementara defisit neraca perdagangan diperoleh dari 10 negara utama sebesar US77,67 juta dolar,” katanya dalam ekspos Perkembangan Ekspor dan Impor provinsi Lampung Januari 2020, di kantor BPS provinsi Lampung, Senin (2/3).
Secara rinci dipaparkan, nilai ekspor provinsi Lampung Januari 2020 mencapai US206,31 juta dolar, mengalami penurunan sebesar US76,43 juta dolar atau turun 27,03 persen dibanding ekspor Desember 2019 yang tercatat US282,74 juta dolar.
Nilai ekspor Januari 2020 ini jika dibandingkan dengan nilai ekspor Januari 2019 yang tercatat US265,42 juta dolar juga mengalami penurunan sebesar US59,11 dolar atau turun 22,27 persen.
Adapun penurunan ekspor Januari 2020 terhadap Desember 2019 terjadi pada tujuh golongan barang utama. Diantaranya ampas/sisa industri makanan turun 44,97 persen; batubara turun 44,62 persen; daging dan ikan olahan turun 41,50 persen;
Selanjutnya, gula dan kembang gula turun 40,46 persen; lemak dan minyak hewan/nabati turun 40,41 persen; olahan dari buah-buahan/sayuran turun 23,59 persen; serta kopi, teh dan rempah-rempah turun 15,22 persen.
Terkait hal ini, Faizal mengatakan, penurunan ekspor secara nasional tentu memberikan pengaruh terhadap neraca perdagang. Meski begitu, hal terpenting yakni bagaimana cara mempertahankan necara perdagangan agar tetap surplus.
”Yang tidak boleh adalah ketika ekspor turun dan impor naik. Apalagi kalau itu adalah barang konsumsi, tetapi kalau misalnya itu adalah barang modal masih bisa ditolerir,” katanya.
Meski pun kinerja ekspor provinsi Lampung menurun, namun neraca perdagangan luar negeri provinsi Lampung masih mengalami surplus, sehingga ekonomi Lampung masih bisa dikatakan cukup bagus.
Adapun golongan barang utama yang mengalami peningkatan antara lain bubur kayu/pulp naik 142,08 persen; karet dan barang dari karet naik 80,86 persen; serta ikan dan udang naik 3,66 persen.
Sementara itu, nilai impor provinsi Lampung pada Januari 2020 mencapai US144,78 juta dollar atau mengalami penurunan sebesar US65,61 juta dolar atau turun 31,18 persen dibandingkan Desember 2019 yang tercatat US210,39 juta dolar.
”Nilai impor Januari 2020 tersebut juga lebih rendah US153,90 dollar atau turun 51,53 persen jika dibandingkan Januari 2019 yang tercatat 298,68 juta dollar,” katanya.
Berdasarkan data, dari 10 golongan barang impor utama pada Januari 2027 diantaranya mengalami peningkatan masing-masing yakni pupuk naik 163,07 persen; berbagai barang logam dasar naik 146,01 persen; serta ikan dan udang naik 144,09 persen;
Kemudian, mesin-mesin/pesawat mekanik naik 33,25 persen; besi dan baja naik 31,12 persen; ampas/sisa industri makanan naik 30,72 persen dan berbagai produk kimia naik 9,37 persen.
Adapun golongan barang impor utama yang mengalami penurunan yakni biji-bijian berminyak turun 92,10 persen; binatang hidup turun 89,98 persen; dan bahan kimia organik turun 1,04 persen. (ega/yud)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: