Eksportir Khawatirkan Stok Kopi Lampung
Radarlampung.co.id - Ekspor kopi Lampung yang telah mencapai 90,2 ton atau senilai dengan Rp1,8 triliun menunjukan pasar kopi Lampung yang masih tinggi di berbagai Negara. Sayangnya, eksportir saat ini mengalami kendala pada stok kopi Lampung.
Hal ini diungkapkan Mulyono Susilo Head of Buying Stasion PT Sulotco Jaya Abadi (Grup Kapal Api) dalam ekspor kopi dan beberapa komoditi lainnya yang di gelar di PT Sulotco Jaya Abadi Bandarlampung Senin (5/8). Bagi ekportir sendiri, dirinya mengaku memiliki hambatan terkait suplai bahan baku.
”Karena dalam negeri sendiri produksinya kan naik turun berdasarkan kondisi panen dan pasar. Kalau pasar, justru kopi Indonesia lebih stabil bahkan cenderung meningkat. Permasalahannya sekarang ya suplai bahan baku yang kami masalahkan ke depannya,” ungkap Mulyono.
Menurutnya, untuk memenuhinya sebisa mungkin eksportir langsung melakukan pembinaan langsung kepada petani. Seperti mengarahkan pupuk yang efisien dan cost produksinya mudah.
“Kemudian kami ajarkan sistem pangkas, jadi bisa dipilih cabang produktif. Karena di Indonesia sendiri produktifitas masih rendah, rata-rata robusta itu ada 800 kilogram sampai 1 ton per hektar. Sementara di Vietnam sudah bisa mencapai 3 ton per hektar. Inilah yang kita targetkan untuk meningkatkan produksinya. Ya kita berharap yang 800 kilogram hingga 1 ton per hektar ini bisa meningkat mulai 1,5 ton hingga 2 ton per hektar,” tambahnya.
Pihaknya mengaku dapat mewujudkan 2 - 5 tahun ke depan. Saat ini sudah beberapa petani yang merawat perkebunan miliknya bisa mencapai target. Bahkan di Lampung. ”Di Lampung sudah ada yang bisa produksi 1,6 hingga 1,8 ton per hektar, Ini di Ulu Belu Tanggamus, dan Lambar. Untuk binaan kita sementara baru di Sumatera Selatan, kalau Lampung baru mau mulai tahun ini,” tandasnya. (rma/kyd)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: