Film \"Ayudia dan Jalan Pulangnya\" Tayang Perdana saat HUT Provinsi Lampung ke-57

Film \

RADARLAMPUNG.CO.ID- Ada yang spesial saat HUT Provinsi Lampung ke 57 Kamis (18/3). Ya, film Ayudia dan Jalan Pulangnya besutan rumah produksi Genia Visinema bakal tayang perdana di Bioskop CGV Transmart. Film itu sendiri bercerita tentang kearifan lokal masyarakat Lampung. “Film dengan pemain Ameilia Pripalda, Muktar Kelana, Humaidi Abas, Deddy Sulaimawan ini sebuah kado kecil dari Komunitas Film Indie Pesawaran. Kami ingin memakmurkan Lampung dengan kreativitas didunia sinema. Biar Lampung tak ketinggalan dari daerah lainnya, ” ujar produser film Rizqon Agustia Fahsa dalam keterangan persnya. Riskon mengaku modal nekat membuat film independen yang menelan bugdet cukup besar. “Ini murni swadaya komunitas, nggak ada pembiayaan pihak lain. Kami bersyukur film “Ayudia dan Jalan Pulangnya” bisa diputar di bioskop setelah melalui perjuangan panjang dan cukup melelahkan. Harapan kami bisa tayang di bioskop seluruh ndonesia,” terang Riskon. Lebih lanjut, anggota Komite Film Dewan Kesenian Lampung ini memaparkan film berdurasi bergenre drama dengan durasi 88 menit mengisahkan tentang Ayudia, sejak kecil diasuh oleh Om dan Tantenya di Jakarta. Tak banyak informasi yang ia ketahui tentang ayahnya. Hingga pada satu waktu Ayudia memutuskan mencari Ayahnya yang bernama Samsuddin, hanya berbekal ingatannya pada laut, perahu dan lumba-lumba. Ayudia ditemani Bayu dan Dije memulai pencarian Samsuddin ayahnya dari Teluk Kiluan Lampung. Film yang diusung dari adaptasi kisah nyata ini mengambil lokasi shooting di Kota Tua, Jakarta, Pasar Bambu Kuning, kampung adat Way Lima dan kawasan wisata yang ada di kawasan kabupaten pesawaran seperti; pantai Mahitam, pulau Kelagian, Desa Pagar Jaya, Teluk Hantu, pulau wayang, dan Dermaga Ketapang, “Dalam film ini saya menawarkan keharuan drama dari Ayudia yang kehilangan sosok ayahnya sejak kecil, berpetualang dari tempat satu ke tempat lainnya mencari jejak Samsuddin. Lewat film ini saya sekaligus ingin memperkenalkan potensi budaya dan wisata di lampung,” ujar Riskon yang mengaku belajar film secara otodidak. Riskon menambahkan, untuk mengangkat kekayaan budaya dan kearifan lokal Lampung sengaja ada set lokasi di kampung adat dengan bahasa yang digunakan hampir separuhnya bahasa Lampung.”Ini upaya dari komunitas kami untuk mengangkat budaya Lampung agar bertumbuhkembang dan dikenal masyarakat secara luas,” imbuh Riskon. Riskon berharap ke depan Lampung akan mendapat tempat dan diperhitungkan di industri film nasional. “Saya berharap di Lampung banyak rumah produksi yangprofesional dan produktif. Harapannya tentu bisa bersaing dengan rumah produksi dari daerah lainnya,” ujar Riskon optimistis. (rma/rls/wdi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: