Gubernur Lampung Beri Masukan Tekan Inflasi

radarlampung.co.id - Indeks Harga Konsumen (IHK) Provinsi Lampung pada bulan September 2019 terpantau mengalami deflasi sebesar -0,20 persen (mtm). Meski demikian, capaian ini tercatat lebih tinggi dibanding capaian Nasional dan Sumatera yang juga mengalami deflasi sebesar masing-masing -0,27 persen (mtm) dan -0,68 persen (mtm).

Hal tersebut terungkap dalam High Level Meeting Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Provinsi Lampung yang berlangsung di lantai empat Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPw BI) provinsi Lampung, Selasa (15/10).

Kepala BI Lampung Budiharto Setyawan mengatakan, pihaknya telah menyampaikan assessment terkait kondisi inflasi provinsi Lampung dibandingkan Sumatera dan Nasional. ”Meski kita lihat di bulan September Lampung sempat mengalami deflasi tapi ternyata lebih bagus deflasi Sumatera dan Nasional,” katanya kepada Radarlampung.co.id, Selasa (15/10).

Di samping itu, secara tahunan inflasi di bulan September 2019 sebesar 3,59 persen (yoy) sudah melebihi titik tengah sasaran inflasi nasional sebesar 3,5±1 persen sehingga perlu diwaspadai. Inflasi pangan pada periode yang sama juga masih terpantau tinggi hingga 6,34 persen (yoy).

Sementara itu, Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi yang ditermui usai rapat mengatakan, pertumbuhan ekonomi dan pengendalian inflasi menjadi dua hal penting dalam pengelolaan perekonomian. ”Kalau dilihat, inflasi provinsi Lampung di bulan September perlu mendapatkan perhatian karena melebihi sasaran titik nasional,” katanya.

Tingginya nilai inflasi tersebut didasari beberapa faktor, di antaranya ketersediaan komoditas hortikultural. Utamanya cabai dan bawang merah. Karenanya ke depan, Arinal menghimbau untuk adanya pendampingan dan pelatihan bagi petani untuk meningkatkan tanaman di musim hujan.

Kemudian pelaksanaan pasar murah, mitigasu, serta memastikan efisiensi program distribusi benih, pupuk, pestisida dan lain-lain berjalan dengan seharusnya.

”Saya juga minta pada para Bupati agar bisa memetakan masing-masing lahan yang berpotensi untuk menekan inflasi. Kemudian nantinya wilayah ini dapat menjadi pengendali inflasi yang kita harapkan bisa menjadi sumber produksi dan meningkatkan kesejahterahan petani,” tandasnya. (ega/kyd)

Sumber: