Iklan Bos Aca Header Detail

Gula Pasir Langka, Pedagang Pusing

Gula Pasir Langka, Pedagang Pusing

radarlampung.co.id - Sulitnya mendapatkan gula pasir saat ini, turut dikeluhkan berbagai pihak, khususnya para pelaku bisnis. Tidak hanya masalah stok yang menipis, namun juga harga yang mulai menjulang dikhawatirkan akan mempengaruhi biaya produksi.

Alhasil, sejumlah penjual makanan dan minuman yang bergantung pada bahan dasar gula pasir, harus mulai mencari solusi alternatif untuk mengakali masalah tersebut. Salah satunya, J.CO Donuts & Coffee Lampung.

Manajer Operasional J.CO Donuts & Coffee Lampung, Martin Parinding menjelaskan, J.CO dan BreadTalk sejak awal memang telah membatasi penggunaan gula pasir dalam produksinya. Penggunaan gula sendiri lebih banyak dibutuhkan untuk penjualan minuman, terutama kopi.

”Kita punya central kitchen dan mereka biasanya yang buat estimasi pemakaian gula perbulan. Jadi pasokan untuk gula sudah ada yang atur. Mungkin untuk beberapa bulan ke depan memang langka, tapi kalau sekarang masih aman,” katanya.

Dia juga mengatakan, terkait kelangkaan gula pasir, pihak suplayer saat ini mulai melakukan pembatasan dan meminta pihaknya untuk meminimalisir penggunaan gula. Mau tidak mau itu membuat J.CO juga lebih ketat pada konsumen dalam penggunaan gula pasir.

”Misalnya, konsumen biasanya yang pesan kopi sering ambil gula empat (bar, red) tapi yang dipakai hanya dua. Sisanya terbuang begitu saja, jadi sekarang kita mulai kasih batasan 1 gula putih dan 1 gula merah saja,” katanya.

Penggunaan gula merah, katanya, khususnya untuk minuman kopi bisa menjadi salah satu alternatif bagi mereka untuk mengatasi kelangkaan gula pasir. Namun meski adanya pembatasan, Martin mengaku pihaknya tidak menaikan harga minuman.

”Kita tidak ada kenaikan harga, karena di awal tahun kita sudah naik harga untuk menyesuaikan kenaikan UMK. Jadi sekarang tidak ada kenaikan harga lagi, solusinya ya hanya cari alternatif dengan gula merah itu tadi,” tandasnya.

Sementara itu, Feri, pedagang martabak di Wayhalim, Bandarlampung, juga mengaku kesulitan mendapatkan pasokan gula pasir untuk kebutuhan membuat roti bakar dan martabak manis. Selain itu, harga gula pasir juga terus meningkat mencapai Rp17 ribu per kilogram.

”Iya sekarang sudah mulai susah, terus harganya juga mahal. Sekarang malah Rp17 ribu sekilo di pasar Wayhalim. Kalau dari pasar sih tidak ada batasan kita mau beli berapa, kadang saya beli sampai 3 kilo, tapi ya itu, harganya mahal,” pungkasnya. (Ega/yud)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: