Ramadan, Omset Cincau Zulkifli Naik 10 Kali Lipat

radarlampung co.id-Bulan Ramadan ini, bagi Zulkifli merupakan berkah untuk usaha cincau hitam miliknya. Bagaimana tidak, di hari biasa, dirinya memproduksi sekitar 10 loyang. Namun pada Bulan Ramadan bisa mencapai 100 loyang. Dimana, satu loyang dijual seharga Rp 90 ribu. \"Kalau hari biasa ya sekitar 10 loyang. Kalau Ramadhan pasti meningkat, bisa 100 loyang yang diproduksi. Itu pun kalau ramai. Satu loyang sekitar Rp 90 ribu, kalau potongan, Rp 2.250 satu potongnya,\" katanya, ditemui di pabrik cincau miliknya Jl. Abimanyu Jagabaya I Wayhalim Bandarlampung, Senin (13/5). Zulkifli yang sudah 20 tahun membuat cincau mengaku, tetap setia dengan profesinya.\"Tidak tahu juga ya. Sekarang ya mungkin berkurang. Bahan bakunya mungkin ya naik saat bulan puasa juga. Pembelinya juga berkurang. Tapi, kalau di bulan puasa ini yang beli juga banyak, yang beli kan masyarakat umum. Ada yang dijual lagi, ada juga untuk dikonsumsi sendiri,\" katanya. Zulkifli, menjelaskan, ada beberapa tahapan untuk membuat cincau hitam. Pertama, merebus air dengan daun cincau di sebuah drum kurang lebih sekitar empat jam. Setelah itu, dipisahkan air dan daunnya dengan cara disaring. \"Kemudian, airnya itu kita rebus lagi dicampur tapioka, itu tidak lama, baru dicetak di loyang,\"ujarnya. Zulkifli menambahkan, dalam proses penjualan, dirinya hanya menunggu di rumah. Karena konsumen yang datang langsung untuk membeli cincau hitam. Sedangkan, untuk jumlah pegawai, dirinya mempunyai sekitar lima pegawai yang membantunya membuat cincau hitam. \"Kita menunggu di sini. Konsumen yang datang. Kalau pelanggannya dari Bandarlampung saja. Kebanyakan mereka dijual lagi,\" imbuhnya. Sementara, salah satu pelanggan setia, Jumarni yang berasal dari Gunungsulah Bandarlampung menuturkan, dirinya sudah menjadi pelanggan Zulkifli. Cincau yang ia beli akan dijualnya di Pasar Untung Bandarlampung. \"Sudah lama sekali. Saya ambil, untuk dijual lagi di Pasar Untung. Gak hanya Ramadan saja, hari biasa juga saya beli di sini,\" pungkasnya. (rur/wdi)

Sumber: