Ratusan Pedagang Pasar Tugu Tinggalkan Lapak

Ratusan Pedagang Pasar Tugu Tinggalkan Lapak

radarlampung.co.id - Kondisi basement Pasar Tugu di Jl. Hayam Wuruk Kelurahan Tanjungagung Raya, Kedamaian, Kota Bandarlampung sangat memprihatinkan. Ratusan pedagang lebih memilih meninggalkan lapak.

Ketua Persatuan Pedagang Kaki Lima (PPKL) Pasar Tugu, Yayan mengungkapkan bahwa ratusan pedagang yang berjualan di basement tersebut kini hanya tersisa 15 pelapak.

\"Kalau dulu jumlahnya sekitar 540-an pedagang yang berjualan di basement. Isinya pedagang ikan, sayur, daging, dan pakaian. Tetapi sekarang tidak ada lagi yang jualan pakaian,\" ungkapnya saat ditemui, Selasa (22/10).

Menurutnya, alasan pedagang yang tetap bertahan lantaran tidak memiliki tempat lain. Kebanyakan pedagang memilih meninggalkan lapak ke bagian atas yakni, ke pinggir jalan di sekitaran Pasar Tugu hingga pinggiran Jalan Hayam Wuruk.

Berdasarkan pantauan, kondisi basement sangat tidak layak dan memprihatinkan. Aroma tak sedap menyengat tercium dari awal pintu masuk hingga di dalam, air bekas air ikan dan daging menggenang diseluruh aliran air yang telah mampet.

Kemudian, minimnya penerangan semakin membuat pengunjung enggan berlama-lama di dalam dan tidak adanya pentilasi dan blower membuat suasanya basement semakin pengap, hanya bau busuk dari bermacam jenis kotoran yang memenuhi lokasi tersebut.

Yayan menjelaskan, basement tersebut dikelola oleh pengembang PT Prabu Makmur yang dibangun sekira 2015 di bawah garis komando Sugiarto Wiharjo (Alay). “Sebenernya masih dikelola, tapi kurang maksimal. Itu semenjak Alay tidak memegang langsung di sini,” bebernya.

Pembangunan basement sendiri merupakan hasil mediasi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandarlampung menanggapi unjuk rasa pedagang pada kala itu. “Tapi setelah kami terima ternyata tidak sesuai dengan perjanjian. Nah makanya sampai saat ini lama kelamaan pedagang itu keluar dari situ. Ya, ujungnya pedagang kacau balau sampai ke jalan-jalan,” jelasnya.

Kemudian, selain tempat yang tidak layak, sambung Yayan, penyebab pedagang pindah lantaran tak sanggup membayar cicilan. Sebab, sebelumnya para pedagang telah diarahkan untuk melakukan peminjaman di Bank BRI.

“Uang itu untuk beli lapak di basement, sekitar lima belas juta. Tapi banyak juga yang sekarang terlantar karena enggak sanggup bayar. Sekitar dua tahun lewat setelah dibangun sudah naik semua pedagang ke atas (jalanan),\" terangnya.

Dirinya mewakili para pedagang, memohon bantuan pemerintah setempat agar mengeluarkan kebijakan supaya para pedagang dapat menjalankan roda perekonomian Kota Tapis Berseri yang kini memperhatikan dan terlantar.

Said (54), salah seorang pedagang bumbu dapur mengaku pernah berjualan di basement mengungkapkan alasannya meninggalkan basement lantaran sering kebajiran saat hujan.

\"Kalau musim hujan di sana itu banjir sampai selutut. Gimana ya, namanya orang cari duit jadi kita bingung. Lagipula di bawah enggak memungkinkan, makanya kita keluar, karena pedagang ini kan cari pembeli bukan cari tempat,” ujarnya.

Sementara, Kepaa Dinas Perdagangan Kota Bandarlampung, Adiansyah mengatakan bahwa pihaknya telah meminta PT Prabu Makmur untuk memperbaiki fasilitas yang rusak.

Namun hingga kini belum ada tindakan intensif terkait pembenahan basement itu. “Kita sudah meminta dengan anak buahnya Alay yang ada di situ, kita sudah minta untuk perbaiki karena memang pengelolanya mereka,” katanya melalui sambungan telepon.

Menurutnya, pihaknya akan melakukan koordinasi dengan pihak pengembang agar keluhan pedagang segera di respons. \"Kita juga enggak bisa langsung ambil keputusan, kita juga harus koordinasi. Alay juga kan enggak tahu di mana,\" tandasnya.

Namun, apakah pihaknya dapat mengambil alih pengelolaan, dirinya akan mempelajari hal tersebut dengan melakukan koordinasi terlebih dahulu.“Saya juga enggak mengerti, apa bisa putus kontrak atau gimana. Yang jelas kita pelajari dulu,” pungkasnya. (apr/kyd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: