Iklan Bos Aca Header Detail

Ratusan Unggas di Tubaba Mati Mendadak, Kabid Keswan : Belum Tentu Flu Burung

Ratusan Unggas di Tubaba Mati Mendadak, Kabid Keswan : Belum Tentu Flu Burung

RADARLAMPUNG.CO.ID-Saat musim hujan seperti saat ini, sejumlah penyakit musiman berpotensi dapat menyerang hewan ternak, tak terkecuali pada hewan ternak jenis unggas. Seperti misalnya Avian Influenza (AI), atau yang lebih dikenal dengan sebutan Flu Burung dan Newcastle Disease (ND Ganas) atau Tetelo. Kedua jenis penyakit unggas ini perlu diwaspadai, terutama saat masa pancaroba (pergantian musim) dan cuaca ekstrim seperti yang terjadi belakangan ini. Di Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba), seratusan ekor unggas di sejumlah wilayah dilaporkan mati mendadak. Menurut Kabid Kesehatan Hewan Dinas Peternakan Tubaba Desie Andriyani, SP, MM, didampingi Kasi Keswan drh. Irwan Sutrisno, warga menduga hewan ternaknya terkena flu burung atau tetelo. \"Kalau laporan yang masuk ke kami memang sudah ada unggas khususnya ayam yang mati mendadak. Kalau jumlahnya, ada sekitar seratusan dan rata-rata Ayam Kampung. Tapi, itu belum tentu akibat flu burung, sebab untuk kepastian apakah positif flu burung atau tidak harus berdasarkan uji laboratorium yang dilakukan oleh balai veteriner,\"ungkapnya, Minggu (27/12). Berdasarkan laporan, terangnya, kondisi itu terjadi di sejumlah titik di tiga kecamatan. Yakni Tulang Bawang Tengah, Tulang Bawang Udik, dan Tumijajar. Untuk kecamatan Tulang Bawang Tengah, lanjutnya, laporan masuk dari Tiyuh Candra Kencana dan Candra Mukti. Lalu di Marga Kencana dan Karta Raharja Kecamatan Tulang Bawang Udik. Sedangkan laporan dari Kecamatan Tumijajar berasal dari Tiyuh Margo Dadi dan Margo Mulyo. \"Kalau hasil diagnosa kami, lebih cenderung dikarenakan ND Ganas yang memang memiliki gejala mirip dengan flu burung, yakni sesak nafas dan mati tiba-tiba. Sementara untuk wilayah utara memang belum ada laporan yang masuk, tapi kemungkinan ada juga jika melihat kondisi cuaca yang memang cukup ekstrim akhir-akhir ini. Namun, belum belum bisa dipastikan karena flu burung,\"cetusnya. Meski begitu, pihaknya tetap berupaya untuk mengantisipasinya dengan menyiapkan 30 ribu dosis Vaksin Flu Burung yang berasal dari bantuan provinsi. Di satu sisi, Disnak Tubaba juga berharap, ketika ada unggas yang mati mendadak terlebih dalam jumlah besar, segera di laporkan agar tim PDSR (Participatory Disease Survellense and Respons) atau Tim Gerak Cepat Penanganan Flu Burung secepatnya terjun melakukan penanganan. Pihaknya mengakui, jumlah vaksin yang disiapkan memang belum mencukupi jika dibandingkan dengan jumlah populasi unggas yang saat ini terdata mencapai sekitar 200-an ribu unggas. Untuk itu, sasaran utama vaksin adalah Ayam Kampung yang dipelihara dengan cara diliarkan.\"Kalau diliarkan memang rentan terkontaminasi penyakit, khususnya flu burung. Berbeda dengan peternakan skala besar seperti budidaya Ayam Potong yang memang sudah ada program vaksinasi dalam pengelolaan budidayanya, jadi kita tidak begitu khawatir,\"ulasnya. Selain dengan vaksin, imbuh drh. Irwan Sutrisno, langkah antisipasi ini tentu harus didukung oleh kesadaran para peternak terutama dalam menjaga kebersihan kandang dan kesehatan ternak unggasnya.\"Salah satu cara adalah dengan menerapkan biosecurity dan pengandangan ternak. Usahakan pagar keliling agar ternak tidak terkontaminasi. Lalu, penyemprotan desinfektan secara rutin untuk pencegahan sekaligus pemberantasan bibit penyakit agar tidak berkembang biak,\"tandasnya.(fei/rnn/wdi)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: