IGD RSUD Abdul Moeloek Sempat Penuh, Kadiskes : Sudah Terurai
RADARLAMPUNG.CO.ID-Antrian masuk pasien di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM) Provinsi Lampung yang sebelumnya sempat dipenuhi pasien pada Rabu (7/7) siang, pada sore hari telah terurai. Seluruh pasien yang sebelumnya sempat berada diluar IGD kini sudah mendapatkan ruangan. (Baca : IGD RSUD Abdul Moeloek Sempat Dipenuhi Pasien Butuh Oksigen). Plt. Direktur RSUDAM, Reihana mengatakan telah mengkoordinasikan pasien untuk mendapatkan ruangan. \"iya pasti penuh, tapi sudah terurai kan?,\" ungkap Reihana, Rabu (7/7) melalui pesan WhatsApp. Hal serupa disampaikan Wakil Direktur (Wadir) Keperawatan, Pelayanan, dan Penunjang Medik Rumah Sakit Umum Daerah Abdul Moeloek (RSUDAM), Mars Dwi Tjahjo. \"Malam ini semua pasien sudah berada di ruangan,\" jelas Dwi. Memang pada Rabu (7/7) siang sempat ada penumpukan pasien di IGD RSUDAM. Kebanyakan pasien membutuhkan oksigen yang memang sulit di cari di rumah sakit swasta. Alhasil, pasien sempat berada di luar IGD. \"Jadi memang pasien tadi numpuk betul, sepertinya banyak rumah sakit swasta nggak terima karena nggak ada stok oksigen. Sehingga kesini semua, makanya penuh tadi di dalem,\" jelas Dwi yang diwawancarai usai melihat kondisi di IGD. Karena kedatangan pasien dalam waktu dekat dan jumlah yang cukup banyak, akhirnya RSUDAM memisahkan pasien. Baik yang Covid-19 atau tidak. \"Jadi tadi dipisahkan, ada yang sebagian diluar. Kemudian setelah di pisahkan satu per satu, ada yang Covid-19 dan non Covid, ada yang perlu oksigen tinggi atau tidak, sehingga tadi sebagian sudah dikirim ke ruangan,\" terangnya. Untuk pasien yang diluar, Dwi mengatakan memang ada yang pasien umum, namun ada juga yang tengah menunggu hasil swab PCR. Apalagi, swab PCR harus menunggu waktu mencapai tujuh jam. \"Yang diluar umum tapi ada yang nunggu PCR, karena kan PCR butuh waktu tujuh jam. Tapi kalau sudah jelas pasien covid tidak disini (IGD). Jadi kalau ada pasien yang masuk langsung diambil swab, diambil foto Rontgen paru, kalau positif langsung diisolasi. Kalau negatif, kita kirim ke ruangan biasa,\" tambahnya. Untuk kapasitas tempat tidur saat ini sudah terus ditambah, Dwi mengatakan tempat tidur di IGD kini mencapai sekitar 50 tempat tidur. \"Itu kita sudah Penambahan, tadinya 30 lebih, covidnya cuma enam bed,\" imbuhnya. Kondisi ini, menurut Dwi memang terjadi dibeberapa rumah sakit. Dirinya mendapatkan informasi banyak rumah sakit yang belum mendapatkan oksigen. \"Jadi rumah sakit diluar banyak butuh oksigen, sehingga diarahkan kesini. Kejadian ini pertama kali karena mungkin beberapa hari ini, seperti RS Urip oksigen nya kurang, dari minggu mereka nggak ada oksigen, baru hari ini mereka dapat,\" tambahnya. Kebutuhan oksigen ini juga berkesinambungan dengan gejala yang dialami pasien yang datang. Yaitu kebanyaka bergejala sesak nafas. \"Gejalanya kebanyakan sesak nafas, karena itu kami siapkan Oksigen. Kalau Stoknya cukup, kami ada liquid dan tabung. Liquid ada 5 ton, tabung 200 tabung masih ready bahkan bisa untuk tiga hari,\" tandasnya. (rma/wdi)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: