Sebanyak 60 Persen Jamaah Haji Berisiko Tinggi

Sebanyak 60 Persen Jamaah Haji Berisiko Tinggi

radarlampung.co.id – Kementerian Kesehatan (Kemenkes) mengingatkan bagi setiap warga negara Indonesia yang hendak berniat untuk menunaikan ibadah haji harus menjaga kondisi fisik, agar dapat melaksanakan ibadah haji dengan lancar tanpa terkendala kondisi kesehatan.

Menteri Kesehatan Nila Moeloek mengatakan, bahwa jumlah jamaah haji berisiko tinggi (risti) di Indonesia dari tahun ke tahun sebanyak 60 persen dari keseluruhan jamaah yang akan berangkat ke Arab Saudi.

Nila menyatakan calon jamaah haji Indonesia yang berisiko tinggi (risti) saat ini masih mencapai 60 persen dari keseluruhan yang akan berangkat ke Arab Saudi.

“Dari tahun ke tahun, jumlah jamaah risiko tinggi mencapai 60 persen, itu fakta kondisi kesehatan masyarakat kita,” kata Eka di Jakarta, kemarin (12/6)

Menurut Nila, angka jamaah berisiko tinggi cenderung stagnan dan tak ada kenaikan dan penurunan dari tahun ke tahun. Namun, pada penyelenggaraan haji Indonesia tahun 2018, jumlah korban meninggal berkurang drastis yakni sampai 50 persen.

“Jumlahnya cenderung sama dari tahun ke tahun, sejalan dengan kondisi kesehatan masyarakat Indonesia yang memiliki penyakit tidak menular semakin meningkat,” ujarnya.

“Petugas penyelenggara ibadah haji juga harus bisa memberikan pelayanan yang lebih baik untuk menekan angka kematian, sementara jumlah jamaah risiko tinggi tidak pernah berkurang,” tambahnya.

Nila menekankan, bahwa melaksanakan ibadah haji bukan hanya ibadah yang membutuhkan materi, namun juga kondisi kesehatan fisik yang prima.

“Tidak sedikit calon jamaah haji yang batal berangkat saat tahun keberangkatan karena tidak memenuhi syarat isthithaah kesehatan lantaran penyakit yang diderita semakin berat,” ucapnya.

Sementara itu, Kepala Pusat Kesehatan Haji Kementerian Kesehatan Eka Jusup Singka mengklaim, bahwa tingkat pelayanan yang diberikan oleh pemerintah Indonesia dari berbagai aspek penyelenggaraan haji juga semakin membaik dari tahun ke tahun.

“Seperti program promosi kesehatan dan pencegahan langsung dengan petugas yang turun ke lapangan secara langsung, juga efektif untuk menghindari angka kesakitan lebih lanjut selama proses ibadah haji,” katanya.

Oleh karena itu Kementerian Kesehatan berupaya dalam program promotif dan preventif untuk mengurangi jumlah angka kesakitan dan kematian bagi jamaah haji.

“Promosi kesehatan adalah penting sekali, ini yang pertama kita lakukan. Petugas PPIH TKHI harus selalu berikan informasi, jelaskan pada mereka,” ujarnya.

Untuk itu Kemenkes berharap, pelayanan kesehatan penerbangan haji tahun ini dapat berjalan lebih baik. Para petugas Tim Kesehatan Haji Indonesia (TKHI) juga diharapkan, akan mampu untuk memberikan pelayanan kesehatan yang optimal baik sebelum keberangkatan, selama penerbangan, saat di Arab maupun setelah kembali ke Tanah Air.

“Saat ini jumlah TKHI sebanyak 1.521 orang dan 306 Panitia Penyelenggara Ibadah Haji (PPIH) bidang kesehatan. Dengan adanya rencana penambahan 10 ribu kuota haji niscaya akan membutuhkan penambahan personil,” pungkasnya. (fin/kyd)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: