Jadi Lumbung Pangan, Lamteng Menuju Pertanian Modern

Jadi Lumbung Pangan, Lamteng Menuju Pertanian Modern

RADARLAMPUNG.CO.ID – Sebagai salah satu lumbung pangan di Lampung, masalah pertanian jadi perhatian Pemkab Lampung Tengah. Bahkan Menteri Pertanian RI Syahrul Yasin Limpo beberapa waktu lalu menyempatkan diri mengunjungi Kampung Tempuran, Kecamatan Trimurjo, dalam rangka Gerakan Percepatan Olah Tanah/Tanam (GPOT) Padi. Bupati Lamteng Loekman Djoyosoemarto menyatakan pertanian merupakan salah satu sektor utama yang diperhatikan pemerintah daerah. \"Pertanian jadi salah satu prioritas pembangunan yang menjadi perhatian pemerintah daerah. Jadi apa pun kebutuhan petani akan diperjuangkan secara maksimal,\" katanya. Kunjungan Mentan RI, kata Loekman, tentunya membawa rezeki bagi petani Lamteng. \"Setiap kunjungan menteri membawa rezeki. Kunjungan Pak Mentan membawa bantuan, di antaranya traktor roda empat dan dua serta combine harvester. Ini rezeki petani Lamteng,\" katanya. Bantuan yang diberikan, kata Loekman, akan diatur untuk pemanfaatannya. \"Pemanfaatannya akan diatur supaya dapat merasakan semua karena jumlahnya terbatas. Insya Allah, ke depan kita juga akan menganggarkan pembelian alat pertanian sehingga Lamteng betul-betul menuju ke arah pertanian modern,\" ujarnya. [caption id=\"attachment_132026\" align=\"aligncenter\" width=\"300\"]\"\" FOTO IST.[/caption] Mentan RI Syahrul Yasin Limpo berharap pertanian di Indonesia harus lebih baik. \"Lahan yang ada ditanami. Manfaatkan untuk menanam. Alam Indonesia subur, banyak, rakyat banyak. Tinggal kasih benih, pupuk, dan rawat. Jika tak mau miskin, urus pertanian mu. Intensifkan lahan yang ada,\" ujarnya. Syahrul juga menyatakan Lampung sebagai lumbung pangan nasional. \"Lampung ini lumbung pangan nasional. Ketersediaan pangan untuk DKI Jakarta dan sekitarnya. Lahannya luas. Jangan berhenti, terus tanam. Lahan, benih, dan pupuk tersedia,\" katanya. Pemkab Lamteng juga mendukung program Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) untuk memajukan dan menyejahterakan petani. \"Tentunya kita sangat mendukung program KUR bagi UMKM. Terutama untuk memajukan dan menyejahterakan petani,\" Loekman. Loekman menyatakan pembangunan pertanian tanaman pangan mempunyai peranan penting dalam rangka mewujudkan stabilitas nasional. \"Pembangunan pertanian tanaman pangan ini harus dilanjutkan secara berkesinambungan. Stabilitas nasional erat kaitannya dengan kecukupan dan ketersediaan pangan bagi seluruh masyarakat. Pemerintah berupaya semaksimal mungkin menjamin ketersediaan pangan dengan jalan meningkatkan produksi hasil pertanian. Terutama produksi padi,\" katanya. Setiap tahun, kata Loekman, Lamteng memberikan kontribusi terhadap produksi beras Lampung mencapai 20 persen. \"Namun ada beberapa kendala yang harus dihadapi dalam peningkatan produksi secara berkelanjutan. Ini dituangkan dalam empat pilar pembangunan pertanian tanaman pangan. Yakni peningkatan swasembada kedelai, padi, dan jagung secara berkelanjutan; peningkatan diversifikasi pangan; peningkatan nilai tambah, daya saing, dan ekspor; dan peningkatan kesejahteraan petani,\" paparnya. [caption id=\"attachment_132027\" align=\"aligncenter\" width=\"300\"]\"\" FOTO IST.[/caption] Peningkatan produksi padi, kata Loekman, jadi bagian penting dalam pembangunan secara menyeluruh. \"Ini disebabkan permintaan beras terus meningkat seiring dengan laju pertumbuhan penduduk, perubahan iklim akibat pemanasan global berdampak terganggunya produksi pangan. Kemudian pasar beras dunia jadi terbatas sehingga harus swasembada beras berkelanjutan dengan cadangan memadai. Lalu beras masih sebagai kontributor utama terhadap inflasi sehingga beras harus terkendali,\" ungkapnya. Potensi sumber daya lahan sawah di Lamteng, kata Loekman, cukup luas dan strategis mencapai 78.234 hektare. \"Luas lahan kering yang dapat digunakan untuk lahan pertanian tanaman pangan seluas 128.178 hektare. Jika sumber daya ini dikelola dengan baik lewat semangat gotong royong ditambah masukan teknologi budi daya sempurna, visi Lamteng menjadi lumbung pangan yang aman, maju, adil, sejahtera, dan berkelanjutan Insya Allah tercapai,\" katanya. Sektor pertanian, kata Loekman, tentunya tidak bisa bekerja sendiri. \"Harus didukung semua instansi terkait, baik irigasi dan jaringannya; pemasaran; perbankan; serta sarana-prasarana lainnya. Harus juga didukung SDM yang andal. Kepada petani ikuti petunjuk yang diberikan penyuluh lapangan dan jalin komunikasi dengan semua pihak. Baik itu pemerintah dan perusahaan. Lahan pertanian semakin sempit, kuantitas produksi harus ditingkatkan supaya tidak impor beras terus,\" tegasnya. Pemkab Lamteng juga menargetkan satu juta ton padi per tahun sesuai target pemerintah pusat tercapai. Terlebih lagi Lamteng sudah surplus. \"Dengan adanya upaya intensifikasi diharapkan produksi padi meningkat 10-12 ton per ha. Mudah-mudahan produksi padi yang ditargetkan pemerintah pusat satu juta ton per tahun tercapai. Sekarang ini per tahun masih berkisar 600 ribu ton. Mudah-mudahan bisa ditingkatkan secara bertahap sehingga target yang diberikan betul-betul tercapai. Kita terus berusaha. Apalagi Lamteng produksi padi sudah surplus dan sudah diekspor ke daerah lain. Ditambah lagi, kita dapat program Serasi (Selamatkan Rawa Sejahterakan Petani) kurang lebih 600 hektare,\" katanya. Loekman meminta petani tidak lelah meningkatkan hasil pertaniannya. \"Saya berharap petani bisa terus meningkatkan hasil pertaniannya. Apalagi Lamteng sebagai salah satu lumbung pangan Provinsi Lampung. Jika ada masalah, konsultasi dengan Dinas Pertanian dan TPH Lamteng,\" katanya. [caption id=\"attachment_132028\" align=\"aligncenter\" width=\"300\"]\"\" FOTO IST.[/caption] Bantuan alat pertanian yang diserahkan melalui kelompok tani, kata Loekman, harus dijaga dengan baik. \"Bantuan yang diberikan dan dijaga dengan baik. Dalam penggunaannya harus bertanggung jawab,\" ungkapnya. Guna mempelajari pemanfaatan air secara maksimal dalam mendukung pertanian, Perkumpulan Petani Pemakai Air (P3A) Lamteng juga diberangkatkan untuk studi banding di Bali. \"Irigasi yang baik sangat mendukung produksi pertanian. Bali memiliki sistem irigasi yang baik, yakni Subak. P3A Lamteng akan diberangkatkan untuk studi banding ke Bali guna mempelajari pemanfaatan air secara maksimal. P3A bisa belajar manajemen atau sistem pengairan/irigasi sehingga bisa mengatur pemanfaatan air guna mewujudkan Lamteng berkedaulatan pangan 2025,\" katanya. Hasil dari studi banding, Loekman meminta P3A mengimplementasikan ilmu yang didapat untuk kemaslahatan petani secara luas. \"Implementasikan hasil studi banding nanti kepada petani di Lamteng secara luas. Mari kita bersama mewujudkan Lamteng yang nyaman dan sejahtera. Perawatan irigasi nanti akan diserahkan ke P3A. Mudah-mudahan dengan biaya yang tidak besar bisa menghasilkan kualitas baik. Nanti dikerjakan secara bergotong-royong bersama petani di wilayahnya masing-masing,\" ungkapnya. Melalui Kelompok Wanita Tani (KWT), Loekman juga berharap hasil pertanian bisa diolah menjadi aneka makanan. \"Saya harap KWT menjadi semakin kompak, aktif, dan kreatif dalam menjalankan usaha mengolah hasil pertanian. Ini agar produk yang dihasilkan nantinya dapat bersaing dan berdaya jual di masyarakat luas,” ujarnya. Loekman juga minta Perhiptani bisa menjalankan program, khususnya peningkatan bidang pertanian. \"Perhiptani diharapkan bisa meningkatkan profesionalisme dalam penyuluh pertanian. Lamteng memiliki sumber daya alam dan sumber daya manusia yang mumpuni untuk mengembangkan bidang pertanian. Karena itu, peran Perhiptani sangat dibutuhkan untuk mewujudkannya,\" ungkapnya. Kepada pengurus Asosiasi Lembaga Usaha Pangan Masyarakat (LUPM), Loekman berharap tidak ada lagi gabah keluar Lamteng. \"Mudah-mudahan dengan dikukuhkannya Asosiasi LUPM Lamteng bisa bermanfaat bagi masyarakat. Apalagi Lamteng punya potensi besar di bidang pertanian. Saya juga berharap agar tak ada gabah lagi yang keluar Lamteng. Tapi, harus siap dikonsumsi atau sudah menjadi beras. Jangan sampai kita jual gabah, berasnya masuk ke kita lagi. Banyak kerugian jual gabah. Kalau kita kelola sendiri, dedak dan katulnya bisa dimanfaatkan untuk menambah keuntungan. Contohnya seperti beras merek Talangpadang, padinya dari Lamteng digiling di Pringsewu,\" katanya saat memberikan pengarahan. Dalam mengelola pertanian maupun hasilnya, kata Loekman, sudah harus menggunakan alat yang modern. \"Jangan pakai alat jadul untuk mengelola pertanian dan hasilnya sehingga hasilnya di bawah standar. Harus modern. Zaman sudah semakin modern. Jika tak diikuti, kita semakin ketinggalan,\" ujarnya. [caption id=\"attachment_132029\" align=\"aligncenter\" width=\"300\"]\"\" FOTO IST.[/caption] Dalam bidang pertanian, kata Loekman, dirinya sudah minta Dinas Pertanian dan TPH agar menyosialisasikan kepada petani untuk menanam dengan pupuk organik. \"Gunakan pupuk organik. Hasilnya jauh lebih mahal dan sehat. Sekarang ini banyak bahan pangan yang tidak aman. Karena itu gunakanlah pupuk organik,\" ungkapnya. Masalah pemasaran yang banyak dikeluhkan sulit, Loekman menyatakan bisa dipasarkan kepada pegawai di Lamteng. \"Pemasaran sulit, banyak pegawai Lamteng. Siapkan saja dan kemas dengan baik. Nanti dibantu. Ini upaya kita melindungi pengusaha pangan. Dibentuknya Asosiasi LUPM, Loekman juga berharap bisa memperkuat daya saing. \"Saya harap betul Asosiasi LUPM bisa memperkuat daya saing. Memang hal ini juga butuh keterlibatan pihak swasta dan masyarakat. Jangan selalu berharap bantuan pemerintah, masyarakat harus bisa jadi pengusaha. Mudah-mudahan menjadikan Lamteng terhebat di Lampung bisa terwujud. Bila perlu impor gabah kelola di sini untuk membangkitkan ketahanan pangan. Kita punya lahan untuk mengelolanya. Peralatannya nanti kita minta bantuan pemerintah pusat,\" ungkapnya Pemkab Lamteng juga telah menjalin kerja sama pengembangan energi. Kerja sama ini melibatkan Korea Institute of Energy Research (KIR), Eco Electric Power (EEP), dan Universitas Lampung (Unila). Loekman menyatakan Lamteng ni memiliki banyak potensi sumber daya alam yang bisa dikembangkan. \"Banyak potensi yang bisa dikembangkan di Lamteng. Baik itu pertanian dan peternakan. Terutama singkong yang memiliki produksi 1.317.660 ton per tahun dengan produktivitas sekitar 244,8 ton/ha berdasarkan data BPS Lampung 2018. Areal tanam terbesar di Lampung seluas 53.805 ha dari total luas areal tanam 208.662 ha,\" katanya. Tidak hanya itu. Loekman menyatakan potensi lainnya ada padi, kelapa sawit, jagung, kedelai, dan peternakan. \"Banyak potensi yang bisa dikembangkan di Lamteng. Tanaman padi, jagung, kedelai, kelapa sawit, peternakan, dll. Karena itu, Lamteng memiliki visi sebagai lumbung pangan yang maju, aman, sejahtera, dan berkeadilan,\" ujarnya. Dengan banyaknya potensi ini, Loekman berharap KIER, EEP, dan Unila bisa berkarya di Lamteng. \"Mudah-mudahan dengan kerja sama ini, pihak KIER, EEP, dan Unila bisa berkarya di Lamteng seluas-luasnya. Bisa saling bersinergi dan bermanfaat bagi pembangunan Lamteng,\" ungkapnya. [caption id=\"attachment_132030\" align=\"aligncenter\" width=\"300\"]\"\" FOTO IST.[/caption] Loekman menyatakan kerja sama ini untuk meningkatkan derajat ubi kayu dari yang tidak bermanfaat bagi kita selama ini akan diolah sedemikian rupa. \"Ubi kayu akan diolah menjadi barang yang nilai ekonominya tinggi dibuat biogas dan lain-lain. Harapan kita kerja sama ini bisa berjalan dengan baik sesuai dengan harapan semua dan bermanfaat bagi masyarakat,\" katanya. (adv)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: