Sementara, Lima Bocah Diketahui Korban Predator Anak

Sementara, Lima Bocah Diketahui Korban Predator Anak

RADARLAMPUNG.CO.ID - Anggota Satreskrim Polresta Bandarlampung masih menyelidiki laporan kasus dugaan pencabulan yang dilakukan IS (46), warga Jagabaya, Wayhalim terhadap 11 bocah tetangganya. Kasatreskrim Polresta Bandarlampung Kompol Resky Maulana mengatakan, penyidik sudah melakukan beberapa upaya dalam menangani kasus tersebut. \"Kami sudah menerima LP tersebut. Upaya penyelidikan masih kami lakukan untuk membuktikan adanya tindak pidana. Itu berkoordinasi dengan pihak LPA dan Komisi Perlindungan anak,\" kata Resky, Kamis (5/11). Hingga Rabu malam (4/11), penyidik sudah meminta keterangan lima bocah laki-laki yang diduga menjadi korban pencabulan. \"Berdasar informasi, ada 11 orang. Tapi saat ini masih lima anak yang terklarifikasi. Kami masih memilah-milah dari masing-masing anak. Apa tindakan yang dilakukan pelaku,\" urainya. Dilanjutkan, bocah yang diduga menjadi korban masih mendapatkan trauma healing. Satu satu korban yang berkebutuhan khusus harus menjalani pemeriksaan berulang-ulang. \"Mereka di sini (Polresta, Red), tidak seterbuka saat di LPA. Jadi harus pelan-pelan konfirmasinya. Biar korban fokus dan santai, didampingi tim trauma healing,\" ungkapnya. Diketahui, 11 anak di Jagabaya, Wayhalim menjadi korban pencabulan yang diduga dilakukan oleh IS (45), tetangga mereka. Kasus ini dilaporkan oleh ibu salah seorang korban ke Polresta Bandarlampung, Rabu sore (4/11) dan tertuang dalamLP/B/2401/XI/2020/LPG/RESTABALAM. Hingga saat ini, predator anak yang dikenal tempramental tersebut masih berkeliaran. Ketua Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Bandarlampung Ahmad Apriliandi Passa yang mendampingi kasus ini mengatakan, setidaknya ada 11 bocah yang diduga menjadi korban IS. \"Semua korban adalah anak laki-laki dengan usia sekitar 11-12 tahun,\" kata Ahmad Apriliandi ditemui di Sekretariat LPA Bandarlampung, Rabu sore (4/11). Bocah-bocah ini berinisial A, RP, J, R,  CA, RN, PA, R, JO, SU, dan R. Ahmad Apriliandi mengungkapkan, sebelum melakukan aksi bejatnya, IS mengajak bocah yang menjadi korbannya menonton film porno di ponsel. \"Pelaku ini diduga memiliki perilaku seksual menyimpang. Sebenarnya dia sudah beristri dan punya anak,\" ungkapnya. Kasus ini bertahun-tahun tidak terungkap lantaran keluarga korban takut melapor. (mel/ais)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: