Nilai Ekspor Rajungan Lampung pada 2021 Capai Rp516,8 Miliar

Nilai Ekspor Rajungan Lampung pada 2021 Capai Rp516,8 Miliar

kegiatan Pameran Foto Program Photovoices dan Sesi Jejaring Pembelajaran Perempuan Nelayan Rajungan Provinsi Lampung di Hotel Sheraton, Bandarlampung, Senin (23/5).--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Potensi sektor Perikanan Lampung terutama dari hasil laut masih banyak dilirik pihak eksportir.

Tidak hanya udang, komiditas Lampung yang banyak di ekspor juga ialah rajungan. Potensinya dibuktikan pada 2021 dengan adanya ekspor dengan nilai mencapai Rp516,8 miliar.

Hewan yang memiliki cangkang serta capit itu menjadi salah satu unggulan ekspor dari Lampung. Hal ini disampaikan Gubernur Lampung, Arinal Djunaidi.

"Perikanan Rajungan telah mendukung mata pencaharian lebih dari 4000 nelayan dan 1000 orang lainnya yang mayoritas perempuan bekerja sebagai pemilah dan pengolah rajungan. Data dari Balai karantina ikan dan pengendalian mutu provinsi Lampung menunjukkan ekspor Rajungan pada tahun 2021 mencapai 1.578 ton dengan nilai USD36,91 juta. Nilai tersebut meningkat 50,8% dibandingkan tahun 2020 sebesar USD 23,83 juta dengan volume 1.383 ton," beber Arinal.

Hal ini menunjukkan perikanan Rajungan merupakan komoditas yang dapat diandalkan untuk menopang Mata pencaharian masyarakat, tidak hanya nelayan namun juga seluruh Rantai nilai yang terkait.

Di sisi lain stok sumber daya Rajungan di perairan provinsi Lampung saat ini semakin mengalami tekanan yang tinggi diantaranya akibat penangkapan ikan secara berlebihan limbah domestik rumah tangga, pencemaran, penggunaan Alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dan sebab lainnya.

Maka, Pemprov memiliki inisiatif pengelolaan perikanan Rajungan berkelanjutan dari Kementerian Kelautan dan Perikanan dan komitmen Pemprov Lampung sebagai pilot project pertama di tahun 2017.

"Yang bertujuan untuk melakukan pengelolaan Rajungan dan Pemprov Lampung sebagai penghasil Rajungan terbaik di Indonesia pada tahun 2022 dengan mendorong pengelolaan yang bertanggung jawab dan berkelanjutan untuk kesejahteraan masyarakat," tambahnya.

Di tambahkan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan (DKP) Provinsi Lampung, Liza Derni mengatakan tahun 2021 Komoditas Rajungan menempati posisi 2 Nilai ekspor Perikanan Lampung setelah udang.

"Pada 2021 ekspor rajungan dengan volume sebesar 1.383 ton senilai Rp 516,8 Milyar Rupiah. Walaupun masih nomor 2, namun memiliki nilai komoditas per kilogram diatas udang, dengan nilai Rp327.586 per kilogram dibandingkan dengan nilai udang yang hanya sebesar Rp148.211 perkilogram nya. Nilai per kilogram rajungan relatif lebih besar dari komoditas lainnya, karena rajungan diekspor dalam bentuk kalengan siap saji (ready to eat), dengan tujuan ekspor ke Amerika Serikat," beber Liza dalam kegiatan Pameran Foto Program Photovoices dan Sesi Jejaring Pembelajaran Perempuan Nelayan Rajungan Provinsi Lampung di Hotel Sheraton, Bandarlampung, Senin (23/5).

Dia melanjutkan ekspor rajungan di Lampung menduduki posisi Ketiga terbesar se-Indonesia setelah Jawa Tengah dan Jawa Timur dengan menyumbang 12% terhadap ekspor rajungan secara nasional di Tahun 2020. Pemprov Lampung terus berupaya melakukan peningkatan produksi yang ramah lingkungan.

Salah satunya ialah sejak 2020, beberapa pihak mulai menaruh perhatian pada peran perempuan nelayan di Provinsi Lampung. Perempuan nelayan rajungan di Lampung memiliki peran penting dalam proses pasca panen rajungan.

Tiga Lembaga (EDF, CTC, dan PVI) telah mengimplementasi upaya pengembangan dan penguatan kapasitas perempuan nelayan.

Beberapa kapasitas perempuan yang ditingkatkan mencakup topik-topik dan daerah seperti elatihan literasi keuangan untuk kelompok nelayan dan perempuan di Kabupaten Lampung Tengah, Lampung Timur, dan Tulangbawang; Penanganan pasca panen rajungan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: