Petani Singkong di Tubaba Mengeluh, Perkilo Hanya Rp 300 Rupiah

Petani Singkong di Tubaba Mengeluh, Perkilo Hanya Rp 300 Rupiah

Harga singlong di Tubaba turun. Foto Dok--

TUBABA, RADARLAMPUNG.CO.ID – Para petani singkong di Kabupaten Tulang Bawang Barat (TUBABA) Provinsi Lampung kini harus menelan pil pahit. Itu lantaran harga singkong di bumi Regem Sai Mangi Wawai ini dalam dua pekan terakhir turun mencapai Rp 300 per kilogram. 

Saat ini harga singkong di tingkat petani diterima pabrik hanya berkisar Rp1300 per kg dari sebelumnya Rp 1600 rupiah

Kondisi ini diperparah dengan potongan tonase yang mencapai 20-25 persen.

Akibatnya para petani hanya memperoleh harga sekitar 600-an per kg. 

BACA JUGA:Simak! Peran 4 Tersangka dalam Pembunuhan Brigadir J

Kondisi ini diperparah dengan melambungnya harga pupuk dan obat-obatan serta sarana dan prasarana pertanian lainnya. 

Berdasarkan pantauan Radar Lampung di sejumlah tokoh-tokoh obat di Kabupaten Tubaba, harga satu galon obat dengan isi 20 liter mencapai Rp2,2 hingga Rp2,5 juta pergalon. 

"Sebelumnya harga pergalonnya hanya berkisar Rp800 sampai Rp1 juta, namun saat ini para pedagang memindahkan harga itu mencapai Rp2,5 juta," ungkap Kamdir (44) warga Panaragan Jaya Indah, Tubaba. 

BACA JUGA:Tim Inafis Tenteng Tas Besar dari Rumah Mertua Ferdy Sambo, Ada Barang Bukti Baru?

Tekanan terhadap petani semakin tinggi lantaran sulitnya mobil pengangkut singkong memperoleh bahan bakar minyak BBM jenis solar. Kondisi ini juga memperparah himpitan terhadap petani karena para sopir harus merogoh kocek lebih dalam untuk membeli solar biasa dengan harga mencapai 11.000 per liter. 

"Bagaimana bisa murah, karena sopir truk memperoleh solar mencapai 11.000 per liter dari berbagai kios, itu pun susah didapat. Sehingga kalau tidak mau sopir harus menaikkan ongkos yang mencapai 150 sampai 180 per kg," ungkap Sodri, warga Panaragan Jaya Utama, Kecamatan Tulangbawang Tengah, Tubaba. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: