Harga Telur Ayam Naik, Emak-emak Lebih Pilih Beli Ayam!

Harga Telur Ayam Naik, Emak-emak Lebih Pilih Beli Ayam!

Harga telur ayam terus mengalami kenaikan di sejumlah pasar tradisional di Lampung. (Foto: Dian Saptari/Radarlampung.co.id)--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Kenaikan harga telur ayam ras di sejumlah pasar tradisional Bandar Lampung kembali membuat ibu-ibu mengeluh dan lebih pilih beli ayam.

Berdasarkan pantauan Radarlampung.co.id, Kamis 25 Agustus, kenaikan harga telur ayam tembus Rp29 ribu sampai dengan Rp30 ribu per kilogram di sejumlah pasar tradisonal Bandar Lampung.

Agus Sugeng (43), salah seorang pedagang telur ayam di pasar Smep menyebut, banyak ibu-ibu mengeluh kesal akibat kenaikan harga telur ayam yang mencapai Rp30 ribu per kilogram.

"Biasanya kenaikan harga telur ayam paling tinggi Rp25-27 ribu per kilogram. Akibatnya banyak pelanggan saya terutama ibu-ibu protes karena harga telur hampir sama dengan harga ayam sekilo," ungkapnya.

BACA JUGA:Tim PKM Polinela Beri Solusi Media Promosi Berbasis Web Sebagai Optimasi Usaha 'Tenant Coffee'

Diketahui, harga telur ayam sudah mencapai Rp30 ribu per kilogram hampir setara dengan harga ayam potong di sejumlah pasar tradsional berkisar Rp32-35 per kilogram.

Yati Agustin (38), pembeli yang datang ke Pasar Pasir Gintung mengaku bingung lantaran harga telur belum kembali normal dan malah semakin naik.

"Bingung juga lihat harga telur sekilo Rp30 ribu biasa beli cuman Rp22-24 ribu. Makanya, saya lebih milih beli ikan atau ayam harganya juga sama saja!," tegasnya.

Sementara, Erna Wati pedagang sembako di Pasar Rakyat Tani kemiling menyebut, harga telur ayam terus merangkak naik selama sepekan dari Rp26 ribu naik menjadi Rp30 ribu per kilogram.

BACA JUGA:YKWS Adakan Diseminasi WASH in HCF, Rizaldi: Pembangunan Sanitasi Jadi Konsen DPRD dan Pemkot Bandar Lampung

"Modal saya beli telur Rp28 ribu per kilogram. Saya jual Rp30 ribu per kilogram biar ada untung. Tapi, bukannya untung malah sepi, banyak pelanggan saya yang mengurangi pembelian," tuturnya.

Erna menambahkan, biasanya kalau harga telur stabil sehari ia dapat menjual telur 150-200 kilogram. Semenjak naik cuman habis terjual 100 kilogram telur.

Selain berdampak pada omset pedagang, juga berdampak pada para pedagang kue atau makanan lainnya yang menggunakan bahan dasar telur.

Rini pedagang kue grobak di Jl. Jendral Suprapto, Tanjung Karang mengatakan, kenaikan harga telur membuatnya harus mengurangi pemakaian telur.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: