Kurikulum Merdeka Bukan Berfokus kepada Banyak Kurikulum

Kurikulum Merdeka Bukan Berfokus kepada Banyak Kurikulum

Plt.Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum,Asesmen Pendidikan Kemdikbudristek,Dr.Zulkifli Anas berfoto bersama Panitia dan Peserta Seminar Nasional"Implementasi kurikulum Merdeka, Problematika, Tantangan, Hambatan dan Solusi yang--

BANDARLAMPUNG, RADAR LAMPUNG.CO.ID - Plt Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar, Kurikulum dan Asesmen Pendidikan Kemdikbudristek, Dr. Zulfikri Anas menyampaikan dalam Kurikulum Merdeka bukan berfokus kepada berapa banyak kurikulum namun lebih diutamakan berfokus pada anak didik.

"Buat apa menyelesaikan kurikulum namun anak didik tidak dapat memahami dan  mengimplementasi karakter dalam kehidupan sehari-sehari mereka (anak didik,red)," ujarnya dalam Seminar Nasional "Implementasi Kurikulum Merdeka Problematika, Tantangan, Hambatan dan Solusi" yang berlangsung di Begadang Resto dan Convention Hall, Bandar Lampung pada hari Sabtu, 15 Oktober 2022.

Dikatakan Dr.Zulfikri bahwa kurikulum merdeka lebih sederhana dan lebih mendalam terutama berfokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi siswa secara bertahap. "Jadi, pembelajaran menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak tergesa-gesa dan menyenangkan," katanya.

Oleh sebab itu, Dr.Zulfikri mengatakan Kurikulum Merdeka bukan Kurikulum Dikatomi  untuk sekolah namun Kemendikbudristek menyerahkan kepada sekolah baik dari Kurikulum 13 atau kurikulum Merdeka. "Apapun kurikulum berfokus pada anak. Kurikulum hanya sebagai alaat maka itu sah. Marilah merubah cara berfikir kita, bukan Merubah kurikum secara administrasi tapi lebih pada transformasi budaya belajar, peningkatan bathin antara guru dan anak dan  orang tua," ucap Dr.Zulfikri.

Oleh sebab itu ini, Dr.Zulfikri menyampaikan Kurikulum Merdeka menjadi momentum peningkatan hubungan relasi antara guru, orang tua dan anak. "Beri seluas seluaskan pada anak dengan pemikiran artinya rasa dan bisa mengekpresikan potensi yang ada dalam dirinya," ungkapnya.

Akademisi FKIP Unila Lampung sekaligus Ketua Komisi Nasional Pendidikan (Komnasdik) Lampung Prof.Dr.Undang Rosidin,M.Pd menjelaskan Seminar Nasional "Implementasi Kurikulum Merdeka Problematika, Tantangan ,Hambatan dan Solusi" yang diselenggarakan oleh Komnasdik Lampung di latar belakangi karena banyak guru-guru masih belum memahami maupun belum ada kesiapan mereka dalam mengimplementasikan kurikulum Merdeka.

"Implementasi Kurikulum Merdeka ini Menerbitkan Harapan Baru Pendidikan," sebut dia.

Oleh sebab itu, Prof. Dr  Undang Rosyidin selaku Ketua Komnasdik Lampung berharap agar kegiatan seperti ini dilakukan oleh semua organisasi profesi. "Karena upaya menyemangati dan mengajak guru untuk belajar tak boleh berhenti dan mengimplementasi Kurikulum Merdeka," kata dia 

Dr.  Dalman, M.Pd selaku Ketua Panitia menyampaikan bahwa tujuan seminar nasional ini adalah untuk memberi pemahaman pada para guru tentang kurikulum merdeka, agar mampu mengimplementasikan di sekolah masing-masing. Sekaligus memahami problematika, tantangan dan hambatannya," katanya.

Seminar Nasional dimoderatori,Pengurus Komnasdik Wilayah Lampung, Dr.Sowiyah,M.Pd menghadirkan 4 narasumber antara lain, Plt.Kepala Pusat Kurikulum dan Pembelajaran Badan Standar,Kurikulum,dan Asesmen Pendidikan Kemdikbudristek, Dr.Zulfikri Anas, Prof.Dr.Undang Rosidin,M.Pd (Akademisi FKIP Lampung sekaligus Ketua 

Komisi Nasional Pendidikan (Komnasdik) Lampung), Dr.Rinde Riyana,M.Pd (Balai Penjaminan Mutu Pendidikan (BPMP) Lampung), Dr.Maria Ulfa,M.Pd (Widya Prada Ahli Madya di Balai Guru Penggerak Lampung).

Diikuti oleh 400 peserta yang berasal dari berbagai kabupaten dan kota di propinsi Lampung. Para guru, kepala sekolah, pengawas, pengelola lembaga pendidikan dan praktisi, berlangsung sangat seru.

Para peserta menyampaikan banyak pertanyaan tentang filosofi kurikulum merdeka, perbedaan dengan kurikulum sebelumnya, profil pelajar pancasila, pemenuhan anak berkebutuhan khusus sampai assesmen nasional terkait kurikulum merdeka. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: