Pemkot Metro Rencanakan Ubah Pasar Tradisional Jadi Pasar Modern

Pemkot Metro Rencanakan Ubah Pasar Tradisional Jadi Pasar Modern

FOTO RADAR LAMPUNG/RURI SETIA UNTARI - Wali Kota Metro dr Wahdi Sirajuddin, SpOG. --

METRO, RADARLAMPUNG.CO.ID - Pemerintah Kota (Pemkot) Metro rancang strategi untuk maksimalkan pemanfaatan pasar dengan menjadikan pasar tradisional menjadi pasar modern.

Wali Kota Metro Wahdi menuturkan, untuk menata pasar di Kota Metro antara lain Pusat Pertokoan Metro, Pasar Shopping, Pasar Tejo Agung, dan Pasar Sumbersari Bantul menjadi lebih rapi dan tertata, tentu membutuhkan konsep yang ciamik. Hal tersebut semata-mata untuk memajukan pasar yang ada di Kota Metro.

“Walaupun lokasinya tidak besar, kan bagus jika ada spot dan fasilitas untuk pusat bermain anak-anak. Sehingga menciptakan rasa ingin berkunjung ke pasar,” katanya.

Ia pun mengajak stake holder untuk terlibat dalam menyusun strategi dan konsep untuk menjadikan pasar-pasar tersebut menjadi lebih baik. Diharapkan kedepannya, pasar tidak lagi dicap sebagai pasar kumuh tradisional, tetapi pasar yang menyenangkan atau modern.

“Pasar ini juga kan dapat menjadi tempat untuk berkumpul, berbelanja dan bersilaturahmi. Kota Metro ini saya rasa sudah sangat layak memiliki pasar yang bersih, rapi, bermanfaat, dan menjadi pusat display,” ungkapnya.

Sementara itu, Assisten ll Setda Metro, Yeri Ehwan memaparkan, memang sangat diperlukan strategi untuk mengoptimalkan pasar seperti pusat pertokoan Metro, Pasar Shopping, Pasar Tejoagung, dan Pasar Sumbersari Bantul. Dimana, pasar-pasar tersebut sudah aktif sejak puluhan tahun lalu.

Menurut Yerri, pihaknya telah memiliki empat skenario yang dapat dilakukan untuk membangun pasar tradisional menjadi pasar modern. Antara lain, bangun guna serah dan kerjasama pemanfaatan yang bekerjasama dengan badan usaha.

“Tapi konsep ini tidak akan merubah sebagian besar bentuk bangunan. Lalu, pengelolaan mandiri yang dilakukan oleh Pemkot melalui Dinas Perdagangan serta swadaya penyewa. Tetapi sebelumnya, harus ada pembelajaran terhadap dampak-dampak resistensi, dan juga penolakan publik terkait kebijakan yang diberikan pemerintah terhadap masyarakat," pungkasnya. (*)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: