Peningkatan Kualitas Biji, Kunci Kakao Lampung Go Internasional

Peningkatan Kualitas Biji, Kunci Kakao Lampung Go Internasional

Ketua Komisi IV DPR RI Sudin menghadiri bimtek akselerasi ekspor kakao di Pesawaran, Selasa 18 Oktober 2022. FOTO FAHRURROZI/RADARLAMPUNG.CO.ID --

PESAWARAN, RADARLAMPUNG.CO.ID - Peningkatan kualitas biji menjadi salah satu kunci agar kakao Lampung dapat diekspor. Ditargetkan pada 2025 mendatang, kakao Lampung semakin go internasional 

Hal tersebut disampaikan Ketua Komisi IV DPR RI Sudin saat memberikan arahan pada bimbingan teknis akselarasi ekspor kakao di aula Islamic Center Pesawaran, Selasa 18 Oktober 2022.

"Bimtek ini salah satu upaya agar para petani kakao di Lampung, khususnya Pesawaran mampu meningkatkan kualitas biji. Sehingga kakao yang dijual bukan biji kering asalan," tegas Sudin. 

Menurut Sudin, pada 2021 dirinya sudah mengirimkan bibit kakao sebanyak 200 ribu batang. Tahun ini, pendistribusian bibit kakao rencananya direalisasikan akhir November sebanyak 300 ribu batang. 

BACA JUGA: SKW III Lampung BKSDA Bengkulu Turun ke Tanggamus, Telusuri Jejak Harimau

"Kalau kakao kurang produktif, ya kita ganti (peremajaan). Untuk jangka pendek, petani bisa tanam jahe dan jagung atau tumpang sari," sebut dia. 

Tidak hanya bimtek dan bantuan bibit kakao. Bantuan alsintan seperti dryer atau pengering juga ke depan akan segera direaliasikan.

"Kenapa tidak. Kita bisa saja memberikan dryer. Sepanjang itu untuk kebaikan petani, saya akan bela. Dan paling lambat, jika kuantitas dan kualitas biji kakao sudah bagus, 2025 kakao Lampung sudah go internasional," tandasnya. 

Sementara Sub Koordinator Bidang Karantina Tumbuhan Balai Karatina Pertanian Lampung Irsan Nuhantoro menjelaskan, dari 58 ribu ton produksi kakao di Lampung, hanya sekitar 121 ton yang bisa diekspor. 

BACA JUGA: Bupati Winarti Isi Materi Kuliah Umum IPDN, Raih Penghargaan Kartika Pamong Praja

Hal itu disebabkan petani kakao hanya menjual bibit asalan. Namun, jika kakao yang sudah dipermentasi, maka akan terjadi penambahan nilai jual. 

Di mana, dalam penerapannya, agar kakao bisa go internasional, biji harus dipermentasi dan dilakukan secara korporasi.

"Pada bimtek ini kita ajak praktisi kakao untuk menularkan ilmunya tentang bagaimana permentasi kakao. Kelompok tani harus punya kualitas biji kakao yang sama, sehingga untuk menembus ekspor sangat mudah," kata Irsan. 

Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan Pesawaran Fisky Virdous menambahkan, potensi kakao di kabupaten itu mencapai 27 ribu hektare lebih dengan produksi sekitar 25 ribu ton. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: