Apotek di Bandar Lampung Sudah Tak Jual Obat Sirup

Apotek di Bandar Lampung Sudah Tak Jual Obat Sirup

Apotek di Bandar Lampung sudah mulai tak jual obat sirup. Hal ini himbauan Kementerian Kesehatan mengenai adanya bahan baku dalam obat sirup yang dapat menimbulkan gagal ginjal pada anak.--

radarlampung.co.id - Apotek di Bandar Lampung sudah mulai tak jual obat sirup. Hal ini himbauan Kementerian Kesehatan mengenai adanya bahan baku dalam obat sirup yang dapat menimbulkan gagal ginjal pada anak.

Hal ini didapati dari beberapa apotek yang Radar Lampung hampiri. Salah satunya Apotek Enggal, yang juga salah satu apotek terbesar di Bandar Lampung.

Pantauan radarlampung.co.id, di loket pemesanan obat sudah tertulis untuk sementara Apotek Enggal tidak menjual obat sediaan cair baik sirup dan drop.

Salah satu petugas juga menjelaskan sudah tidak menjual obat sirup merk apapun.

BACA JUGA:Ada Benda Patah, Braak, Truk Terguling di Jalinsum Pringsewu

"Sudah tidak jual, karena kan diminta tidak menjual nya kan," kata petugas berkacamata tersebut.

Selanjutnya, di Apotek Rosa juga demikian. Menurut petugas tidak lagi menjual obat sirup terutama dengan adanya kandungan Diethylen Glicol dan Ethylen Glicol.

"Sudah tidak jual kalau yang ada kandungan Diethylen Glicol dan Ethylen Glicol nya," kata salah satu petugas di Apotek Rosa.

Hal ini memang sesuai dengan instruksi Kemenkes bahwa menghentikan sementara penggunaan dan penjualan obat sirup berbahan dasar Diethylen Glicol dan Ethylen Glicol.

BACA JUGA:Era Baru Rutan Kotaagung Berbasis Digital

Dinas Kesehatan Provinsi Lampung telah mendapatkan mandat dari Kementerian Kesehatan untuk menghentikan penggunaan obat sirup dengan bahan dasar diethylen glicol dan ethylen glicol.

"Iya jadi Kami baru mendapat surat dari Kementerian Kesehatan bahwa untuk sementara menghentikan penggunaan obat syrup dengan bahan dasar diethylen glicol dan ethylen glicol," beber Reihana.

Hingga saat ini juga, Lampung terus diawasi terkait ada tidaknya temuan kasus gagal ginjal akut seperti yang ditemukan diberbagai provinsi se Indonesia.

"Berdasatkan surveillance yang sudah dilakukan. Sampai saat ini belum ada laporan dengan gejala-gejala ginjal akut," tambah Reihana.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: