In Memoriam Senior Buya H. Nurvaif Chaniago
--
SATU kelurahan, kami guyub bersama. Meski jarang-jarang jumpa, baik di mesjid maupun giat lain, beliau sangat dihormati. Karena sering rapat dan memberikan tausiah di masjid.
Tutur dakwah yang lembut, runtut, dengan landasan dalil sunnah maupun ayat Al Quran menjadi daya tarik yang kuat bagi jamaah.
Mendengar, menyimak tausiah beliau, Buya H. Nurvaif Chaniago, mantan Ketua PW Muhammadiyah Lampung dan tokoh agama di provinsi ini.
Kesedihan membuncah ketika mendengar beliau berpulang ke rahmatullah. Tatkala beberapa bulan lalu, terakhir kali, sempat melihat beliau ikut salat Jumat.
Tidak bisa berdiri. Duduk di bangku, di masjid kebanggaan kami, Masjid Nurul Huda, Kelurahan Gunung Agung dh. Segala Mider, Bandar Lampung.
Usai salat, sambil berjalan keluar pintu masjid, ku menyapa beliau yang dituntun putranya.
Sempat bertanya kabar, saat itu terlihat kerentaan mulai menghias di wajahnya akibat usia. Beliau tersenyum. Sambil memberi sapaan akrab.
Ku genggam erat tangannya dengan perlahan. Suara parau yang mulai melemah membuncah dari mulutnya.
Satu hal yang beliau sampaikan, bangga atas berdirinya masjid kami Nurul Huda. Karena saat ini sudah dapat digunakan jamaah di kampung kami.
Aku hanya tersenyum, dan mengucapkan terima kasih atas dukungan moril materil beliau sebagai tetua kampung.
Ku ingat, sekitar tiga tahun sebelumnya, tetua Masjid Nurul Huda, rapat di kediamanku. Membentuk panitia pembangunan Masjid Nurul Huda.
Aklamasi menunjukku sebagai ketua panitia pembangunan masjid. Terus terang aku terkesiap diminta sebagai ketua panitia.
Karena masjid yang akan dibangun ini tergolong besar. Memerlukan kesungguhan dalam perjuangan membangun rumah Allah ini.
"Terimalah Pak Andi, Allah akan membantu kita semua. Karena tak ada hal yang tidak mungkin. Allah Maha Besar untuk memberi kemudahan bagi kita yang bersungguh-sungguh untuk membangun rumah-Nya", nasihat beliau kepadaku.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: