Soal KLB Virus Polio Marak di Indonesia, Ini yang Dilakukan Dinas Kesehatan Pesawaran
Ilustrasi polio. (Pixabay)--
RADARLAMPUNG.CO.ID - Terkait adanya kejadian luar biasa (KLB) polio di Indonesia, Dinas Kesehatan Pesawaran melakukan beberapa upaya preventif.
Upaya tersebut yakni meningkatkan sistem kewaspadaan dini dan respon cepat jika ada kasus Acuten Flaccid Paralysis (AFP).
Kemudian melakukan sweeping sasaran yang belum terlayani imunisasi polio baik OPV (tetes) dan injeksi (IPV).
Kemudian, mensosialisasikan pentingnya imunisasi untuk mencegah penyakit potensial KLB yang salah satunya adalah Polio.
BACA JUGA:Hari Ikan Nasional 2022, Gubernur Arinal Kampanyekan Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan
"Untuk surveilans kewaspadaan polio, karen memang Indonesia sudah masuk tahap Eradikasi Polio (bebas). Jadi kabupaten diminta utk melakukan surveilans AFP (Acuten Flaccid Paralysis)," ungkap Kepala Dinas Kesehatan Pesawaran, Media Apriliana, Minggu 20 November 2022
Dijelaskan, beberapa indikasi gejala kasus AFP yakni Usia anak di bawah 15 tahun dengan mengalami kelumpuhan layuh (bukan jatuh/kecelakaan atau ruda paksa) mendadak selama kurang dari 14 hari.
"Spesimen dikirim ialah spesimen tinja/feses 2 sampai dalam periode waktu minimal 24 jam,"jelasnya.
Dikatakan, untuk tk tahun ini Kabupaten Pesawaran menargetkan surveilans AFP yakni 4/100.000 penduduk dan sampai dengan triwulan ke 3 ini target sudah tercapai 100 persen.
BACA JUGA:Waspada! Ada Lubang di Ruas Jalinbar Pesisir Barat
Dimana, dengan adanya KLB ini, pihaknya terus mengupayakan sistem kewaspadaan dini dan respon serta meminta RS dan Puskesmas serta faskes swasta yang menjadi mitra untuk segera melaporkan jika ditemukan kasus AFP terjadi di masyarakat.
"Selain itu, cakupan pelayanan vaksinasi polio juga terus dioptimalkan supaya dapat membentuk perlindungan komunitas (herd immunity) di masyarakat khususnya bagi anak,"pungkasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: