Tubaba Berhasil Turunkan Stunting Hingga 5,7 Persen

Tubaba Berhasil Turunkan Stunting Hingga 5,7 Persen

Pj Bupati Tubaba Zaidirina--

TUBABA, RADARLAMPUNG.CO.ID - Pemerintah Kabupaten Tulang Bawang Barat (Tubaba) Provinsi Lampung, berhasil menurunkan angka prevalensi stunting sebesar 5,7 persen.

Sebelumnya, angka prevalensi stanting Kabupaten Tubaba tahun 2021 sebesar 22,1 persen. Namun Tahun 2022, Kabupaten Tubaba berhasil menurunkan sebesar 5,7 persen menjadi 16,4 persen.

"Target pemerintah pusat kita harus berada pada angka 18%, namun ini berkat kerja keras dan kesungguhan kita semua turun menjadi 16,4%," kata Pj. Bupati Tubaba Dr. Hj. Zaidirina, M. Si. 

Penurunan tersebut terjadi setelah berbagai langkah dilakukannya bersama seluruh organisasi perangkat daerah setempat.

BACA JUGA:Gigit Tangan Petugas, Bandit Curanmor Dilumpuhkan

Pertama, Pemkab Tubaba berinovasi dengan menyiapkan dapur sehat atasi stunting (Dashat). Dapur sehat atasi stunting inilah yang menjadi tempat pengaturan gizi masyarakat.

Sehingga asupan gizi serta pola makanan setiap masyarakat yang beresiko stunting terus dipantau tim, sehingga program tersebut menjadi budaya. 

Selain itu, masyarakat mulai dari calon pengantin (Catin) juga diberikan Kartu Elektronik Peduli Stunting (E-Penting). Kartu E-Penting) ini sebagai satu respon dari program baru BKKBN.

Inovasi ini diungkapkan oleh Pj. Bupati Tubaba Dr. Zaidirina MSI kepada Radar Lampung, 29 Januari 2023.

BACA JUGA:Dirut BRI Beberkan 6 Faktor Penentu Keberlanjutan Industri Perbankan Indonesia

Selain itu, Kartu Elektronik Peduli Stunting (E-Penting) juga diberikan kepada keluarga resiko stunting hasil dari Program Pendataan Keluarga Tahun 2021 (Pk21) yang menitikberatkan kepada keluarga yang mempunyai ibu hamil, ibu menyusui, bayi di bawah dua tahun (Baduta), Balita dan Calon Pengantin (Catin). 

Kartu E-Penting ini lanjut Zaidirina digunakan untuk mengambil bantuan berupa bahan makanan hasil dari program Nenemo Peduli Pangan berupa hasil kandang, kebun, dan kolam (K3) serta wisata.

Makanan dari Dashat lalu diatur menjadi satu menu makanan olahan sesuai dengan kebutuhan masing-masing.

"Kegiatan Dashat ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat melalui optimalisasi sumber daya pangan lokal,"ungkapnya lagi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: