Isu Penculikan Anak di Tanggamus, Ini Faktanya

Isu Penculikan Anak di Tanggamus, Ini Faktanya

Aparat kepolisian menyatakan isu penculikan di Kota Agung hoax. ILUSTRASI/FOTO PIXABAY.COM --

TANGGAMUS, RADARLAMPUNG.CO.ID - Isu penculikan anak di wilayah Kecamatan Kota Agung dipastikan tidak benar. Di mana, kabar tersebut beredar  dan meresahkan masyarakat. 

Kasi Humas Polres Tanggamus Iptu M. Yusuf, S.H melalui keterangan tertulisnya menyatakan, hasil penelusuran yang dipimpin Wakapolsek Kota Agung Iptu Haryono, diketahui bahwa informasi penculikan tersebut tidak benar atau hoax.

”Setelah menerima informasi adanya penculikan tersebut, kami langsung melakukan penelusuran ke lapangan. Diketahui, bahwa masyarakat hanya meneruskan chat grup tanpa mengetahui yang sebenarnya,” sebut Iptu M. Yusuf mewakili Kapolres Tanggamus AKBP Siswara Hadi Chandra, Rabu 1 Februari 2023.

Terhadap pengakuan anak yang mengaku diculik, Iptu M. Yusuf menyatakan, hasil wawancara dan keterangan dewan guru, diduga ada kesalahpahaman ketika pencari rongsok masuk ke dalam sekolah pada saat jam belajar.

BACA JUGA: Kemendikbud Ristek-LPDP Siapkan Beasiswa untuk 282.334 Orang

“Untuk pengakuan anak SD yang viral, merupakan kesalahanpahaman. Ketika pencari rongsok dilarang mengambil sampah saat jam belajar. Sehingga membuat si pencari rongsok kesal dan melampiaskan ke anak SD tersebut,” sebut dia.

Dalam kesempatan itu Iptu M. Yusuf mengimbau masyarakat yang menerima informasi penculikan atau lainnya, namun belum jelas sumbernya, agar terlebih dahulu memastikan kebenarannya.

Dengan begitu, informasi yang disampaikan tidak membuat keresahan di tengah masyarakat.

"Pastikan dahulu informasi yang didapat dan yang terpenting jangan menyebarluaskan, sebelum kebenarannya itu dapat dipertanggungjawabkan," tegasnya.

BACA JUGA: Marak Isu Penculikan Anak, Polisi Imbau Warga Tak Mudah Termakan Hoaks

Guna mencegah kejahatan terhadap anak, orang tua maupun guru diminta lebih memperhatikan anak-anaknya ketika di lingkungan rumah maupun sekolah.

"Guna memberikan keamanan kepada anak, pastikan saat pulang sekolah anak di jemput oleh keluarganya," tandasnya.

Sementara Rudi, yang pertama kali menyebarkan informasi tersebut mengakui kesalahannya dengan meneruskan chat grup ke chat grup lainnya, sehingga akhirnya menyebar ke media sosial.

“Awalnya saya melihat di chat grup sekolah anak saya, sehingga saya meneruskan ke grup lainnya,” kata Rudi.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: