Peluang dan Ancaman Akuntansi Forensik di Era Disrupsi Artificial Intelligence
Muhammad Ichsan Siregar, SE., M.S.Ak., CSRS., CSP., CSRA. (Dosen Fakultas Ekonomi Universitas Sriwijaya Mahasiswa Doktor Ilmu Akuntansi Universitas Airlangga) dan Made Dudy Satyawan, SE., M.Si., Ak., CA., CPA., CTT., BKP. Dosen Fakultas Ekonomika dan Bisn--
Mengingat trade-off antara peluang dan ancaman dari penggunaan kecerdasan buatan dalam konteks profesi akuntansi forensik merupakan faktor kebijaksanaan oleh pengguna yaitu manusia itu sendiri, tetap menjadi penentu keberhasilan dalam pengambilan keputusan terbaik sesuai dengan tujuan pemanfaatannya.
Tepatnya sisi kolaborasi kecerdasan manusia didukung oleh alat yang disebut kecerdasan buatan sesuai dengan tujuannya adalah memudahkan pekerjaan dan membantu menyelesaikan permasalahan-permasalahan yang semakin kompleks dirasakan oleh manusia.
Dalam konteks permasalahan yang harus dipecahkan oleh professional akuntan forensik diperlukan kompetensi yang komprehensif berupa pengetahuan akuntansi, keterampilan audit, keterampilan investigasi, pengetahuan hukum, keterampilan dan komunikasi presentasi dan tentunya pengetahuan terkait teknologi terkini.
Lebih dari itu, kolaborasi yang epic antara para akuntan forensik, penggunaan prosedur, teknik investigasi dan metode berbasis teknologi kecerdasan buatan, menunjukkan kesiapan profesi akuntansi forensik untuk mendukung terciptanya perlindungan terhadap potensi kejahatan siber di dunia maya yang jauh lebih berbahaya bagi keamanan data perusahaan yang operasional kegiatannya lebih banyak menggunakan bantuan internet.
Hal ini dikenal dengan sebutan komputer forensik berperan penting dalam penyelidikan dan pengungkapan kejahatan siber. Proses tersebut mencakup perolehan, inspeksi, dan pelaporan informasi yang disimpan di seluruh komputer dan jaringan yang terkait dengan peristiwa perdata dan pidana.
Pengetahuan dan keterampilan akuntan forensik merupakan professional terlatih yang dapat mengestrak, menganalisis, melaporkan, dan menyelidiki kasus yang melibatkan teknologi sumber atau korban kejahatan siber.
Pada akhirnya, sikap kritis dan waspada wajib selalu diterapkan oleh manusia sebagai pengguna karena dibalik kecanggihan sebuah alat yang namanya kecerdasan buatan ada sisi gelap jika penggunaannya di manipulatif untuk tujuan kejahatan yang lebih canggih lagi. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: