Akhirnya, Saya Menulis Lagi
Catatan Bang Aca-Tijani Dalilisia Kaisah-Radarlampung.co.id
Besoknya saya baca tulisan itu. Luar biasa. Tulisan itu bagus sekali dengan data-data intelektualnya.
Sungguh saya sangat kagum dengan kecepatan beliau menulis.
Mungkin bisa saja saya menulis seperti itu. Namun saya butuh waktu 3 jam. Itupun nilainya maksimal hanya 7.
Sementara Mas Bambang hanya butuh waktu 30-45 menit saja untuk sebuah tulisan yang bernilai 9 itu.
Saat menjawab pertanyaan itulah akhirnya Sumpah Palapa saya keluar. "Saya tidak akan menulis di Radar Lampung selagi Buras Mas Bambang masih ada." Saya pun tidak merinci alasan saya itu.
Sebenarnya ini alasan utama saya.
Saya yakin tulisan saya masih sangat jauh kualitasnya dengan Mas Bambang.
Andaikan saya juga menulis, pembaca akan membanding-bandingkannya. Yoo pasti kalaah, mengutip syair lagi Farel yang terkenal itu.
Kini, Mas Bambang sudah tak menulis lagi. Beliau sudah wafat 3 bulan lalu.
Namun, dunia wartawan akan mencatat prestasi beliau dengan tinta Emas.
Almarhum adalah wartawan sejati. Meski menderita sakit berat tetap saja menulis sampai akhir hayatnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: