Diskusi BEM FEB Unila bersama Rocky Gerung Tetap Digelar, Ini Lokasi Terbarunya
--
RADARLAMPUNG.CO.ID - Diskusi yang digelar Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Lampung (Unila) tetap digelar dengan berpindah lokasi ke GSG Pahoman.
Diskusi dengan mengusung tema "Menatap Indonesia Maju: Tantangan Masa Depan Global dan Middle-Income Trap" itu sedang berlangsung saat ini.
Hadir sebagai pembicara, Pengamat Politik Rocky Gerung, Pakar hukum Refly Harun, Anggota KPK periode 2015-2019 Saut Situmorang, Anthony Budiawan, akademisi Rudi Antoni dan politisi Habil Marati.
Ketua Pelaksana M. Ikhsan mengatakan sangat terhormat pada diskusi publik hari ini. Saya ucapkan terimakasih pada panitia yang bekerja keras atas terselenggaranya kegiatan hari ini.
BACA JUGA:Cegah Rabies, Dinas Perikanan dan Peternakan Lamtim Gelar Vaksinasi Masal HPR
"Acara diskusi publik ini mengusung tema Menatap Indonesia Maju: Tantangan Masa Depan Global dan Middle-Income Trap. Acara ini bertujuan memperkaya wawasan kita dan berdiskusi dengan pakar agar dapat memberikan pemahaman dan memberikan manfaat bagi kita semua," katanya.
Usai ketua pelaksana memberikan jabarannya, Rocky Gerung lantas merangkul Ketua Pelaksana dengan bertanya mengapa dirinya diundang di GSG Pahoman padahal semula di Unila.
Hal ini lantas dijawab Gubernur BEM FEB Unila, M. Reza Pratama. Dia mengatakan kegiatan ini berhasil digelar setelah mengalami banyak tekanan.
"Kenapa bung Rocky dibohongi aturan diundang di FEB malah di GSG Pahoman, itu bisa diliat dimedsos bahwa rektorat dan dekanat sangat intervensi kami, saya ketua bem merasa dicederai independensi ini," kata Reza.
BACA JUGA:Pinjaman Modal KUR BSI Mulai Rp 10 Juta, Simak Syarat dan Ketentuan Terbaru Hingga Cara Pengajuan
Bahwa kelembagaan mahasiswa akan diperlemah oleh pimpinan disana. "Saya hingga saat ini tidak tahu apa alasan tidak boleh memakai fasilitas di kampus kami. Karena menurut saya kegiatan ini hanya diskusi akademik, kami hanya ingin mencerdaskan mahasiswa Unila supaya tdak apatis dan kritis," katanya.
Niat awal BEM FEB Unila ingin mengundang tokoh nasional, tapi mengapa malah dianggap akan melanggar dan pihaknya tidak mendapatkan kejelasan.
"Mereka menyalahkan kami bahwa kami melanggar prosedur, dari sejak lama kami mengajak diskusi selalu diterima sampai dilarang dekan mengambil hak pimpinan dia sebagai dekan untuk melarang kami untuk menggelar diskusi ini," lanjutnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: