Fungi Lignoselulolitik Untuk Biokonversi Limbah Organik: Sumber Unsur Hara Dan Penekan Patogen Tanaman

Fungi Lignoselulolitik Untuk Biokonversi Limbah Organik: Sumber Unsur Hara Dan Penekan Patogen Tanaman

Fungi Lignoselulolitik Untuk Biokonversi Limbah Organik Sumber Unsur Hara Dan Penekan Patogen Tanaman--unila.ac.id

Seri Orasi Ilmiah

Oleh Prof. Dr. Bambang Irawan, M.Sc.

RADARLAMPUNG.CO.ID-Salah satu guru besar pada Fakultas Matematika dan IPA Universitas Lampung adalah Prof. Dr. Bambang Irawan, M.Sc. 

Dalam orasi ilmiah pengangkatan sebagai guru besar beberapa waktu lalu, Bambang mengangkat tema soal fungi lignoselulolitik untuk biokonversi limbah organik. 

Menurutnya, penelitian biokonversi menguatkan bahwa dekomposisi bahan organik yang berasal dari sampah seresah campuran (mixed leaf litter) merupakan proses yang penting dalam penanganan limbah organik perkotaan dan limbah agroindustri.

Penggunaan inokulum fungi lignoselulolitik sebagai CSK pada biokonversi sampah organik sangat menjanjikan. 

Ketersediaan seresah yang melimpah sebagai sumber bahan organik yang bersifat renewable telah memberikan prospek yang baik terhadap penyediaan nutrien organik bagi lahan budidaya dalam rangka memaksimalkan produk pertanian secara berkelanjutan. 

Proses dekomposisi telah menjadi menjadi solusi yang penting bagi penyediaan nutrien organik pada tanaman dan alternatif jalan keluar penanganan limbah organik yang berpotensi mencemari lingkungan. 

Biokonversi sampah organik menggunakan inokulum fungi juga berpotensi sebagai sumber hara tanaman dan penekan patogen sekaligus. 

Keberadaan bahan lignoselulosa pada sebagian besar limbah organik sebenarnya berpotensi untuk dikonversi menadi nutrien organik bagi tanaman jika terdekomposisi dengan baik. 

Dekomposisi bisa berlangsung dengan baik jika ada kekhususan substrat organik yang ada dan fungi dekomposer yang spesifik. 

Proses dekomposisi merupakan kinerja akumulatif mikroorganisme pada substrat organik tersebut dalam hubungan organisme yang meliputi sifat mutualistik, komensalistik ataupun antagonistik sehingga mampu mendepolimerisasi senyawa lignoselulosa dengan baik.

Untuk mendapatkan proses dekomposisi yang baik pada substrat tertentu diperlukan penambahan mikroorganisme yang bisa difungsikan sebagai Composting Starter Kit (CSK) sehingga memacu pengomposan dengan lebih efektif. 

Untuk itu langkah penting untuk mendapatkan inokulum yang cocok perlu dilakukan. Dimulai dari isolasi, seleksi enzimatis, karakterisasi, pengujian dekomposisi kultur murni, pembuatan inokulum, aplikasi CSK pada pengomposan substrat organik, analisa fisika, kimia, dan biologi kompos. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: