Pemira Unila 2023 Berjalan Ricuh di FKIP, Ini Respon Kampus
Reporter:
Melida Rohlita|
Editor:
Anggri Sastriadi|
Sabtu 23-12-2023,12:30 WIB
Foto tangkap layar vidio ricuh Pemira di FKIP Unila, Jumat, 22 Desember 2023.--
RADARLAMPUNG.CO.ID - Pemilihan Raya Universitas Lampung (Unila) yang berlangsung pada Jumat 22 Desember 2023 sore, diwarnai kericuhan hingga baku hantam antar mahasiswa.
Berdasarkan informasi peristiwa tersebut terjadi sekitar pukul 16:00 WIB di Fakultas Ilmu Keguruan dan Pendidikan Universitas Lampung.
Terlihat juga mahasiswa adu pukul, sedang mahasiswi yang berada di tempat tersebut menjerit ketakutan bahkan ada yang saling peluk karena takut melihat hal tersebut.
Dimana, sejak Pandemi Covid 19 perta rakyat ala mahasiswa ini kembali dilakukan, dimana diikuti oleh para mahasiswa yang berada didalam delapan fakultas yang ada.
Pada vidio yang beredar, beberapa mahasiswa terlihat memulai kekacauan ketika proses Pemira itu berlangsung dimana masih terdapat antrean panjang didalamnya.
"Sebenarnya Pemira dimulai pukul 09:00 WIB, tetapi pas penambahan bilik suara selesai ishoma itu jam 16:00 WIB itu langsung mulai ribut," kata Muhammad salah satu mahasiswa FKIP, Sabtu, 23 Desember 2023.
Menurutnya, ricuh terjadi lantaran beberapa mahasiswa mencurigai adanya penggelembungan suara pada pasangan nomor urut dua.
"Yang datang dan ngasih suara itu gak sampai duaribu orang, tapi hasil suaranya untuk satu calon itu sendiri mencapai 2100 suara itu aneh, dan sampe pukul-pukulan kemarin," ujarnya.
Dalam pemira ini dua calon yang maju sebagai Presiden mahasiswa itu adalah pasangan nomor urut 01 Ashanul Khotam- Zaid Aiman sedang nomor urut 02 Bani Safi'i-Alvin Rahmadi.
Terkait hal itu, Muhammad menyebut dirinya dan rekan lainnya berharap ada pemira ulang mengingat hal yang terjadi kemarin tidaklah berjalan dengan baik.
"Mau kita ya diulang, karena katanya bukan di FKIP saja yang suaranya menggelembung dan ga masuk akal. Masih ada empat fakultas lainnya, seperti FT, Fisip , FH dan FEB," harapnya.
Sementara Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Unila, Dr. Ana Gustina menyebut jika persoalan awal peristiwa itu adalah ketidaksiapan panitia terhadap bilik suara yang dimiliki menjadi awal mula kericuhan terjadi.
"Itu hanya dinamika saja di FKIP, karena Panitia Pemira tidak memprediksikan kalau jumlah mahasiswa di FKIP adalah yang terbanyak diantara fakultas lain yaitu ada 8 ribuan meski ga datang semua jadi untuk mengatasi itu saya sebagai pembina memberi masukan untuk menambah bilik suara yang hanya ada dua itu karena antrinya sempat mengular, sedangnkan fakultas lain aman," ungkapnya.
Menurut Ana, pihak kampus kini menyerahkan semua proses Pemira kepada mahasiswa sepenuhnya. Begitupun persoalan dugaan penggelembungan suara, dimana ada tim-tim yang sudah dipilih untuk membuktikan apakah itu benar atau tidak.
"Sebab kami hanya mengawasi proses itu saja, tidak ikut campur soal Pemira semua kita serahkan kepada mahasiswa, dari mahasiswa dan untuk mahasiswa karena itu hak dari Panitia penyelenggara dan badan pengawas yang melihat mengaasi berapa mahasiswa yang masuk berapa sisa surat suara. Kalau diulang atau enggak itu wewenang mahasiswa lagi, kalau ada gugatan silahkan lakukan berdasarkan aturan yang ada," tandasnya. (*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: