Warning! Disdag Bandar Lampung Bakal Sidak Timbangan di Pasar Lebak Budi

Warning! Disdag Bandar Lampung Bakal Sidak Timbangan di Pasar Lebak Budi

Purwanto (36) Pedagang di Pasar Raya Lebak Budi Bandar Lampung yang baru berjualan dua hari, Senin, 29 April 2024.-Foto Melida Rohlita-

RADARLAMPUNG.CO.ID - Guna memastikan keamanan sekaligus sebagai perlindungan konsumen, Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung bakal mengawasi penerapan alat ukur pada pasar yang baru dibuka, yakni pasar Raya Lebak Budi dalam waktu dekat.

Ya, Kepala Dinas Perdagangan Kota Bandar Lampung Wilson Faisol mengatakan, pihaknya berencana dan siap melakukan pengawasan terhadap alat ukur atau timbangan yang digunakan dalam proses jual beli yang ada di pasar tersebut.

"Tetap kita akan lakukan pembinaan dan pengawasan terhadap para pedagang, utamanya dalam menggunakan alat ukur yang benar sesuai ketentuan," katanya, Rabu, 1 Mei 2024.

Menurutnya, adanya pasar tradisional yang berkonsep modern ini bisa menjadi motivasi Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung dalam mengelola pasar yang ada dengan lebih baik dan maju lagi.

BACA JUGA:Genap 40 Hari, Polisi Berhasil Ungkap Kasus Penemuan Mayat Dibawah Jembatan Seranggas

"Tentunya ini termasuk motivasi agar pasar yang dikelola pemerintah saat ini dapat meningkatkan pelayanan hingga mampu berdaya saing," ucapnya.

Diketahui, sejumlah pedagang emperan Pasar Pasir Gintung kini mulai beralih ke Pasar Raya Lebak Budi yang berada di Jalan Imam Bonjol, Pasir Gintung Bandar Lampung, Senin, 29 April 2024.

Dari yang terpantau Radarlampung.co.id, terlihat pasar modern eks rumah narapidana tersebut mulai ditempati sejumlah pedagang dan dibuka untuk umum.

Mulai dari pedagang sayuran, buah-buahan, sembako, hingga pedagang makanan pokok lainnya sudah menempati lapak di dalamnya.

BACA JUGA:Usai Dilanda Banjir, Siswa-Siswi SMPN 2 BNS Laksanakan Ujian Sekolah

Purwanto (36), warga Bandar Lampung yang awalnya berdagang di emperan pasar Smep mengaku baru pindah dua hari lalu dengan harga sewa lapak sebesar Rp 600 ribu per bulan --belum termasuk uang keamanan dan kebersihan.

"Dihitung totalnya Rp 750 ribu, uang hariannya Rp 20 ribu," kata Mas Pur --sapaan akrabnya.

Sejumlah pedagang mengaku mendapatkan pengalaman baru ketika pindah ke Pasar Raya Lebak Budi tersebut. "Biasanya jam 9 kita sudah pulang karena panas, terus becek, kalau ujan di sini enggak," katanya.

Menurutnya, perbedaan berdagang saat pindah ke pasar tersebut saat masih di emperan hanya suasana yang rapi dan bersih, mengenai harga bahan pokok tidak berbeda dengan pasar yang ada di sebelahnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: