Ekonomi Provinsi Lampung Triwulan I 2024 Terkontraksi 1,24 Persen
Kepala BPS Lampung Atas Parlindungan Lubis.---Foto: Prima Imansyah Permana/ Radarlampung.co.id.---
RADARLAMPUNG.CO.ID - Ekonomi Provinsi Lampung triwulan I 2024 terkontraksi atau turun dibanding triwulan IV 2023 sebesar 1,24 persen (q-to-q).
Hal tersebut disampaikan Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Lampung Atas Parlindungan Lubis dalam press release pertumbuhan ekonomi Lampung triwulan I 2024, Senin 6 Mei 2024 di kantor BPS.
Kata Atas Parlindungan Lubis, ekonomi Provinsi Lampung triwulan 1 2024 terhadap triwulan 1 2023 tumbuh sebesar 3,30 persen (Y-on-Y).
Perekonomian Lampung triwulan I 2024 yang diukur berdasarkan produk domestik regional bruto (PDRB) atas dasar harga berlaku mencapai Rp 112.091,01 miliar dan atas dasar harga konstan 2010 mencapai Rp 65.952,47 miliar.
Disampaikan Atas Parlindungan Lubis, dari sisi produksi, lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan, dan jaminan sosial wajib mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 14,23 persen.
Sementara dari sisi pengeluaran, komponen pengeluaran lembaga nonprofit yang melayani rumah tangga (PK-LNPRT) mengalami pertumbuhan tertinggi sebesar 19,13 persen.
"Ekonomi Provinsi Lampung triwulan I 2024 terhadap triwulan sebelumnya terkontraksi sebesar 1,24 persen (q-to-q)," ujar Atas Parlindungan Lubis.
Dari sisi produksi lapangan usaha, menurut Atas Parlindungan Lubis, pengadaan listrik dan gas mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 12,57 persen.
BACA JUGA:Dua Remaja Ditetapkan Jadi Tersangka Tawuran Yang Memakan 1 Korban Jiwa, Ini Peran Keduanya
"Beberapa lapangan usaha (triwulan I 2024, red) mengalami pertumbuhan positif, dibandingkan dengan triwulan IV 2023. Terutama lapangan usaha industri pengolahan serta informasi dan komunikasi yang tumbuh sebesar 3,07 persen dan 2,85 persen," ucapnya.
"Selain itu, lapangan usaha administrasi pemerintahan, pertahanan dan jaminan sosial wajib, serta jasa keuangan dan asuransi juga tumbuh sebesar 2,29 persen dan 0,86 persen," sambungnya.
Sedangkan dari sisi pengeluaran, kata Atas Parlindungan Lubis, kontraksi terjadi pada hampir semua komponen pengeluaran, kecuali Komponen PK-LNPRT yang tumbuh sebesar 2,24 persen dan Komponen PK-RT yang tumbuh sebesar 0,58 persen.
"Komponen pengeluaran konsumsi pemerintah (PK-P) mengalami kontraksi pertumbuhan terdalam sebesar 37,50 persen," ucapnya.(*)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: