Iklan Bos Aca Header Detail

Ternyata, Ini Penjelasan Mengapa Gunung Api Suoh Tidak Dipantau Aktivitasnya

Ternyata, Ini Penjelasan Mengapa Gunung Api Suoh Tidak Dipantau Aktivitasnya

Warga di sekitar lokasi wisata Keramikan, di Pekon Suka Marga, Kecamatan Suoh, Kabupaten Lampung Barat (Lambar) dihebohkan dengan suara dentuman yang berasal dari salah satu kawah di spot wisata keramikan, yang terjadi sekitar pukul 08.30 Wib, Jumat 24 M--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Pasca eruspsi pada Jumat 24 Mei 2024 lalu, terkuak jika Gunung Api Suoh sudah lama tidak dipantau aktivitasnya.

Hal tersebut diungkapkan Kepala Badan Geologi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral Dr. Ir. Muhammad Wafid melalui akun Instagram resminya.

Disebutkan, gunung api pematang bata atau Suoh adalah gunung api tipe C.

"Artinya, gunungapi ini erupsi magmatiknya tidak tercatat sejak tahun 1600. Gunungapi Tipe C adalah gunung api aktif, seperti halnya Tipe A dan Tipe B," ungkapnya, Minggu, 26 Mei 2024.

BACA JUGA:Daftar Tahun 2017, Aqil Jadi Calon Jemaah Haji Termuda Lampung, Begini Penjelasan Kepala Kanwil Kemenag

Bentuk aktivitasnya umumnya berupa aktifitas fumarol atau lapangan solfatara. "Klasifikasi Tipe A, B dan C ini dibuat oleh PVMBG versi Belanda yang dulu mengawali sejarah PVMBG di Indonesia," tambahnya.

Tujuannya, lanjut dia, untuk memprioritaskan pemantauan. Tipe A yang lebih aktif maka dipantau menerus.

"Sementara saat ini hampir semua gunung api Tipe B dan Tipe C tidak dipantau sehingga tidak ada peralatan yang dipasang di sekitarnya," katanya.

Menurutnya, meskipun dalam sejarah hampir lebih satu abad tidak dipantau, namun dokumentasi mengenai data gunung api Suoh tersimpan rapi pada catatan saat jaman Belanda.

BACA JUGA:Beragam Background Profesi Daftar sebagai Calon Bupati dan Wakil Bupati di PKB Pringsewu Lampung

"Sebetulnya meskipun tidak dipantau, sejarah aktivitasnya terdokumentasi dalam catatan-catatan ilmiah dari jaman Belanda," ungkapnya.

"Salah satu penjelasan detail erupsinya ditulis oleh Dr. Ch. E. Stehn mengenai erupsi Pematang Bata pada tahun 1933. Erupsinya freatik, artinya tidak melibatkan magma secara langsung," sambungnya.

Pasca itu, lanjut dia, di Pematang Bata juga pernah ada laporan warga tentang kejadian erupsi freatik beberapa tahun ke belakang, namun intensitasnya tidak besar.

"Karena hanya laporan warga yang tidak ditindaklanjuti pemeriksaan, kemungkinan catatan resmi tentang ini tidak ada," ungkapnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: