Iklan Bos Aca Header Detail

Jadi Pembicara Seminar Kemendikbud Ristek, Rektor Teknokrat Paparkan Pencegahan Narkoba di Kampus

Jadi Pembicara Seminar Kemendikbud Ristek, Rektor Teknokrat Paparkan Pencegahan Narkoba di Kampus

Foto dok Universitas Teknokrat Indonesia.--

RADARLAMPUNG.CO.ID - Rektor Universitas Teknokrat Indonesia (UTI) Dr. H. M. Nasrullah Yusuf, S.E., M.B.A. menjadi pembicara pada seminar nasional gelaran Asosiasi Dosen Indonesia (ADI), Selasa, 28 Mei 2024 di Aula Dikti Kemendikbud Ristek.

Acara seminar menjadi bagian dari peringatan Hari Kebangkitan Nasional tahun ini. Kegiatan ini juga sekaligus milad ke-26 ADI.

Selain Nasrullah Yusuf, juga hadir Ketua Umum ADI Prof. Mohammed Ali Berawi, M.Eng.Sc, dan Kepala Badan Narkotika Nasional Irjen Pol Marthinus Hukom, SIK, M.Si.

Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi (Mendikbudristek) Nadiem Makarim diwakili Direktur Sumber Daya Kementerian Dr. Lukman, ST., M.Hum.

BACA JUGA:Panen Kopi di Lampung Barat, Gubernur Lampung Arinal Djunaidi Apresiasi System Intercropping

Lukman mengatakan, jumlah mahasiswa se-Indonesia mencapai 9,9 juta orang. Ia mendukung menciptakan kampus yang bersih dari penyalahgunaan narkoba.

"Untuk mendukung kampus bersih dari narkoba membutuhkan peran multipihak. Terutama peran keluarga," katanya.

Sebab, hampir semua perguruan tinggi menyelenggarakan tes narkoba kepada mahasiswa baru dan relatif tidak ditemukan kasus. 

"Namun, dalam perjalanan dan pengaruh pergaulan, ada mahasiswa yang ternyata terpapar dengan narkoba," ujarnya.

BACA JUGA:Maju Sebagai Balonbup, Sutikno Bakal Jadi Rival Parosil di Pilkada Lampung Barat 2024

Menurutnya, pihak Kementerian dan BNN juga sudah ada kerja sama untuk memberikan penyadaran kepada mahasiswa baru tentang bahaya penyalahgunaan narkoba.

"Sebab, mencegah lebih baik daripada mengobati," imbuhnya.

Ketua BNN Irjen Pol Marthinus Hukom dalam paparannya menyampaikan, jumlah uang yang terkonversi dari total penyalahgunaan narkoba di Indonesia adalah Rp 571 triliun dalam setahun.

Oleh sebab itu, BNN berupaya untuk menekan angka penawaran dari luar dan permintaan dari dalam negeri terhadap narkoba ini. Menurut Hukom, produksi narkoba yang masuk ke Indonesia didominasi dari luar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: