Upaya Nyata BRI Atasi Masalah Sampah dan Lawan Perubahan Iklim, Raih Penghargaan Platinum BISRA Awards 2024

Upaya Nyata BRI Atasi Masalah Sampah dan Lawan Perubahan Iklim, Raih Penghargaan Platinum BISRA Awards 2024

Upaya Nyata BRI Atasi Masalah Sampah dan Lawan Perubahan Iklim Buahkan Penghargaan Platinum pada BISRA Awards 2024--

BACA JUGA:Lagi! Viral Siswi SMK Memakai Selempang Bergelar Layaknya Wisuda S2, Ini Syarat Dapat Gelar Magister Manajemen

Dalam pelaksanaannya, BRI Peduli Yok Kita Gas diimplementasikan dalam dua bentuk yaitu “Yok Kita Gas – Gerakan Anti Sampah” melalui Pasar Tradisional dan “Yok Kita Gas – Gerakan Anti Sampah”  Stand Alone Location dimana penyaluran program di lokasi Bank Sampah atau Tempat Pengelolaan Sampah Terpadu (TPST) yang telah dikelola oleh masyarakat yang berlokasi padat penduduk.

“Selain itu, melalui pengelolaan sampah terintegrasi dengan pembentukan bank sampah, pengelolaan sampah organik menjadi pupuk dengan maggot, dan penjualan sampah anorganik yang dapat mendorong pendapatan masyarakat serta menumbuhkan pola pikir dan mental masyarakat untuk gemar menabung melalui program bank sampah," imbuhnya.

Dari sisi sosial, masyarakat mendapatkan edukasi tentang pengelolan sampah dan pelatihan-pelatihan seperti pelatihan pengelolaan sampah, pelatihan pembuatan laporan, pelatihan pembukuan, pelatihan management SDM dan pemakaian alat-alat pengelolaan sampah.

Selain itu, sebanyak 3.065 pedagang pasar di berbagai wilayah tercatat telah mengikuti sosialisasi tentang bank sampah dan pengelola sampah di pasar.

BACA JUGA:Hasyika, Mahasiswa Unila Perwakilan Lampung sebagai Delegasi PPAN ke Australia

Dari sisi lingkungan, Gerakan Anti Sampah Yok Kita Gas masyarakat telah mendapatkan edukasi mengenai pemilahan sampah, organik maupun anorganik, dimana sampah yang terkumpul tersebut dipilih dan dipilah, dipisahkan sampah organik dan anorganik.

Sampah anorganik dapat diolah lagi menjadi barang-barang bernilai ekonomis. Dalam mendukung pengelolaan sampah tersebut, BRI Peduli tercatat telah menyalurkan 11 unit mesin pencacah sampah organik, 173 bak magot komunal, 50 unit kandang Black Soldier Fly (BSF).

Hasilnya hingga saat ini tercatat sudah terkumpul 236.153 kg sampah organik dan 471.32kg  sampah anorganik di bank sampah dan 6.921,5 maggot yang terjual.

Selain itu, secara keseluruhan tercatat sebanyak 3.962,063 Kg CH42 Eq metan dan 34.739,868 Kg Co2 Eq karbon tereduksi melalui bank sampah. Program ini juga telah memproduksi 388.843Kg pupuk kompos, 777 eco enzymedan 843 pupuk organik cair.

BACA JUGA:Pemkot Bandar Lampung Bakal Gandeng Travel Agen Untuk Majukan IKM di Sukaraja yang Sepi

Lebih lanjut dari sisi ekonomi, Gerakan Anti Sampah Yok Kita Gas berhasil mengubah cara pandang masyarakat tentang mengubah sampah jadi uang.

Sampah anorganik akan dicacah menggunakan alat pencacah sampah yang BRI sediakan bagi masyarakat. Setelah sampah dicacah, sampah pun dijual kepada pengumpul sampah dan masyarakat pun memperoleh pendapatan.

Hasilnya, tercatat total tabungan masyarakat yang melakukan penukaran sampah jadi duit di bank sampah telah mencapai lebih dari Rp100 juta dengan jumlah nasabah bank sampah yang terdaftar sebanyak 8.699 nasabah.

BACA JUGA:Tingkatkan Partisipasi Masyarakat Awasi Pilkada 2024, Bawaslu Lampung Lakukan Hal ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Sumber: