Kedatangan Bima Arya ke Pringsewu Jadi Harapan Besar Petani
Kedatangan Plh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Bima Arya, ke Kabupaten Pringsewu disambut harapan besar dari para petani yang sudah bertahun-tahun mengalami krisis air di saluran irigasi--
Radarlampung.co.id – Kedatangan Plh Menteri Dalam Negeri (Mendagri), Bima Arya, ke Kabupaten Pringsewu disambut harapan besar dari para petani yang sudah bertahun-tahun mengalami krisis air di saluran irigasi. Krisis ini telah berlangsung selama lebih dari satu dekade, meski ada Bendungan Way Sekampung yang seharusnya dapat dimanfaatkan untuk mengairi sawah di wilayah tersebut.
Sugianto, seorang petani di Pekon Bumiratu, Kecamatan Pagelaran, mengungkapkan bahwa meskipun saat ini musim hujan, pasokan air tetap terbatas. "Masalah ini sudah ada sejak sebelum Pringsewu berdiri, dan saya berharap debit air dari bendungan bisa ditingkatkan, agar para petani bisa memanfaatkan air dengan maksimal," ujarnya. Sugianto mengenang masa lalu ketika daerah tersebut mampu panen dua hingga tiga kali setahun, dan berharap kondisi serupa bisa terulang kembali.
Irawan, petani lainnya, juga mengungkapkan bahwa krisis air yang mereka alami disebabkan oleh ketidakseimbangan distribusi air, terutama akibat penggunaan yang tidak terkontrol di Kabupaten Tanggamus. Data menunjukkan bahwa meskipun debit air yang tersedia cukup besar, hanya sebagian kecil yang sampai ke sawah, menyisakan lebih dari 800 hektar sawah yang kekurangan air. Hal ini semakin diperburuk oleh janji pemerintah yang belum direalisasikan, seperti yang diungkapkan oleh Wawan Suhendi, pengurus P3A. Mereka berharap agar air dari Bendungan Way Sekampung bisa dialirkan untuk mengairi sawah mereka.
BACA JUGA:Kompetisi yang Menarik dan Kompetitif pada Pasar Global Industri Halal
Dalam kunjungannya, Bima Arya menerima laporan terkait kerusakan pintu air di Bendung Way Napal, yang menjadi sumber utama irigasi di Pringsewu. Kabid Pengairan Pringsewu, Widiyanto, mengusulkan agar pintu air tersebut diperbaiki dan dinormalisasi, mengingat ketidakoptimalan fungsi pintu air telah mengakibatkan kekurangan air di ribuan hektar sawah, bahkan saat musim penghujan sekalipun.
Pj. Bupati Pringsewu, Marindo Kurniawan, menambahkan bahwa masalah ini juga terkait dengan alih fungsi lahan di sekitar Bendungan Way Napal, yang sebelumnya digunakan untuk genangan air, namun kini banyak digunakan untuk kolam ikan. Akibatnya, pasokan air untuk irigasi sawah di Pringsewu tidak mencukupi. Saat ini, sekitar 70 persen dari 1.800 hektar sawah yang ada masih bisa ditanami padi.
Menanggapi hal ini, Bima Arya menyampaikan bahwa Presiden Prabowo telah memerintahkan para menteri untuk fokus pada perbaikan infrastruktur irigasi guna mendukung swasembada pangan. Pemerintah pusat juga telah mengalokasikan anggaran sebesar Rp 12 triliun pada tahun depan untuk memperbaiki irigasi di seluruh Indonesia, termasuk di Pringsewu. Bima Arya berjanji akan membawa masukan dari petani ini ke rapat dengan Menko Perekonomian dan Gubernur, agar masalah krisis air segera teratasi.
Bima Arya meminta kepada Pj. Bupati Pringsewu untuk segera melengkapi data terkait krisis air, agar dapat dimasukkan dalam program bantuan pemerintah tahun depan. "Kami akan membantu, namun data yang lengkap sangat penting agar dapat segera dimasukkan dalam anggaran tahun depan," ujarnya.
Dengan kunjungan ini, para petani berharap dapat segera merasakan perubahan dalam penanganan krisis air, yang akan berdampak langsung pada keberlangsungan pertanian mereka di Pringsewu.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: