Penanganan Banjir Bandar Lampung Harus Dilakukan Dari Hulu dan Hilir

Ketua PII Bandar Lampung, Hamzah.---Foto: Prima Imansyah Permana/ Radarlampung.co.id.---
RADARLAMPUNG.CO.ID - Banjir saat ini menjadi momok bagi masyarakat Kota Bandar Lampung. Di awal tahun 2025 ini saja, Banjir besar sudah dua kali mengepung Bandar Lampung.
Ya, pada 17 Januari 2025 banjir besar mengenai wilayah pesisir Kota Bandar Lampung dan pada 21 Februari 2025 banjir menggenangi area perkotaan.
Persatuan Insinyur Indonesia (PII) Bandar Lampung melihat banjir di Kota Bandar Lampung ini akibat kerusakan di hulu dan kerusakan di hilir.
Sehingga, diperlukan penanganan yang menyeluruh dalam mengatasi persoalan bencana banjir yang kerap menghantui Kota Tapis Berseri ini.
BACA JUGA:Mutasi Polri, Daftar AKBP yang Promosi Jadi Kapolres di Awal Tahun 2025
Ketua PII Bandar Lampung Hamzah mengatakan, PII Lampung dan PII Bandar Lampung akan melakukan diskusi lanjutan dengan Pemerintah Provinsi (Pemprov) dan Pemerintah Kota (Pemkot) Bandar Lampung.
Diskusi tersebut untuk membuat grand desain atau rencana jangka panjang bagaimana pengelolaan dan bagaimana mengatasi persoalan banjir ini
Kata Hamzah, perguruan tinggi sudah ada yang merespon terkait banjir dengan melakukan kajian-kajian ditahun 2022 lalu. Namun implementasinya belum dilakukan.
"Cuma implementasinya tidak dilakukan, mungkin berkaitan dengan masalah biaya dan sebagainya," ujar Hamzah usai Rakor wilayah PII Provinsi Lampung dan Cabang PII se-Provinsi Lampung di Balai Keratun.
BACA JUGA:Promo ShopeeFood Hari Ini, Buka Puasa Lebih Hemat Dengan Diskon Sampai 70 Persen, Klaim Vouchernya!
Menurut Hamzah, banjir merupakan persoalan serius sehingga PII ingin mencoba ikut berperan memberikan masukan kepada pemerintah terkait penanganan banjir secara keseluruhan.
"Jadi tidak hanya menyalahkan hilirnya saja ada penyempitan tidak itu saja, di hulu juga ada masalah akibat penggundulan hutan, ada masalah lainnya," ucapnya.
"Di hilir ini ada perubahan fungsi lahan yang tadinya Catchment area (daerah tangkapan air, red) sekarang sudah berubah fungsi untuk perumahan dan lainnya. Di hulu juga rusak, jadi penanganannya harus menyeluruh," sambungnya.
Lanjut Hamzah, rekomendasi akan diberikan pihaknya setelah melakukan kajian oleh pihaknya bersama perguruan tinggi dan para ahli.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: