Dari Rumah Baca ke Ruang Rapat Sekda: Harapan Baru Literasi Way Kanan

Aan Frimadona Roza, Pengelola Rumah Baca Yussuf Baradatu--dok pribadi
Oleh: Aan Frimadona Roza*
RADARLAMPUNG.CO.ID-Pelantikan Machiavelli Herman Tarmizi, S.STP., M.Si. sebagai Sekretaris Daerah Kabupaten Way Kanan menjadi lebih dari sekadar momen birokrasi. Bagi kami yang bekerja dalam senyap di taman bacaan kecil seperti Rumah Baca Yussuf, ini adalah momen yang menyulut harapan baru.
Harapan bahwa dunia literasi—yang selama ini berjalan sendiri, bergulat dengan keterbatasan—akan mendapat perhatian yang lebih nyata di meja-meja pengambil kebijakan.
Sebagai mantan Kepala Dinas Pendidikan, Machiavelli bukanlah sosok yang jauh dari denyut pendidikan masyarakat.
BACA JUGA:MPLS Ramah Anak: Komitmen Guru dan PGRI Menyemai Masa Depan
Beliau bukan pejabat yang hanya berkutat pada tumpukan dokumen dan laporan tahunan. Ia hadir, menyapa, dan mendukung inisiatif-inisiatif kecil yang sering luput dari radar birokrasi besar—seperti taman bacaan masyarakat, program literasi kampung, dan gerakan belajar komunitas.
Kedekatan beliau dengan akar rumput inilah yang membuat pelantikannya sebagai Sekda menjadi istimewa bagi pegiat literasi.
Rumah Baca Yussuf, yang berdiri di Jalan Arjuna, Dusun Pekalongan, Kampung Bhakti Negara, Baradatu, adalah salah satu simpul kecil dari perjuangan besar membangun tradisi membaca di Way Kanan.
Di ruang sederhana itu, rak-rak buku berteman dengan tikar, papan tulis kecil, dan semangat anak-anak yang ingin tahu lebih banyak tentang dunia. Di sana, kami mengajarkan membaca, menulis, berdiskusi, dan bermimpi. Di sana pula kami belajar bahwa literasi bukan sekadar angka-angka statistik, melainkan denyut hidup masyarakat yang ingin tumbuh dan berubah.
BACA JUGA:ICMI Way Kanan: Mitra Strategis Pembangunan Daerah
Namun kenyataan yang kami hadapi tidak ringan. Gerakan literasi seperti kami sering kali berjalan tanpa dukungan memadai.
Fasilitas terbatas, tidak ada alokasi anggaran, bahkan pengakuan pun kerap terabaikan. Padahal di tempat-tempat sederhana seperti rumah baca, anak-anak menemukan harapan, ibu-ibu menemukan kekuatan diri, dan pemuda menemukan tujuan hidup. Literasi memberi napas pada masyarakat. Ia bukan barang mewah. Ia kebutuhan dasar.
Karena itu, pelantikan Machiavelli sebagai Sekda kami sambut bukan hanya dengan ucapan selamat, tapi dengan seruan harapan.
Harapan bahwa literasi akan masuk dalam prioritas kebijakan. Bahwa taman bacaan masyarakat akan diakui dan diperkuat. Bahwa kolaborasi lintas sektor—pemerintah, sekolah, komunitas, media—akan dijalin bukan sekadar seremoni, tapi dalam bentuk kerja nyata.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Sumber: