Bina Marga Goes To Campus, Ruang Kolaborasi Kampus dan BPJN Bahas Jalan Lampung
Kepala BPJN Lampung, M Ali Duhari saat menjadi narasumber di Bina Marga Goes To Campus.---Foto: Prima Imansyah Permana/ Radarlampung.co.id.---
RADARLAMPUNG.CO.ID — Akademisi menilai permasalahan kemantapan jalan di Indonesia, termasuk di Provinsi Lampung, menunjukkan tren penurunan di seluruh tingkatan, mulai dari jalan nasional hingga jalan desa.
Kondisi tersebut membutuhkan pendekatan penanganan yang lebih terukur, kolaboratif, dan berbasis kajian ilmiah.
Hal itu mengemuka dalam kegiatan Bina Marga Goes To Campus yang digelar Balai Pelaksanaan Jalan Nasional (BPJN) Lampung di Fakultas Teknik Universitas Lampung (Unila), pada Jum'at 19 Desember 2025 bertepatan dengan peringatan Hari Jalan 2025 dan hari Bakti PU ke 80.
Dekan Fakultas Teknik Unila, Dr. Ahmad Herison, menekankan pentingnya keterlibatan dunia akademik dalam menjawab persoalan infrastruktur jalan.
BACA JUGA:Kemantapan Jalan Provinsi Lampung Meningkat di 2025, Konektivitas Diperkuat Dukung Swasembada Pangan
Menurutnya, kegiatan kuliah umum semacam ini harus menjadi pintu masuk kolaborasi yang berkelanjutan, bukan sekadar seremonial.
“Kuliah umum ini sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Ke depan, saya berharap ada penelitian dan pengkajian terhadap kasus-kasus di bidang jalan. Kolaborasi ini harus intens dan berkala, jangan hanya datang sekali lalu hilang,” ujarnya.
Ia mendorong agar kerja sama antara BPJN Lampung dan perguruan tinggi diformalkan melalui nota kesepahaman (MoU) maupun perjanjian kerja sama (PKS), sehingga energi dan keahlian teknis dari kedua belah pihak dapat dikombinasikan secara simultan.
Ahmad Herison juga menyoroti masih minimnya penggabungan antara studi kerusakan jalan dengan persoalan kemacetan dan material. Padahal, menurutnya, permasalahan jalan tidak bisa dilihat secara parsial.
BACA JUGA:Termasuk Alokasi Terbesar Nasional, Ini Perkembangan IJD Lampung 2025
“Banyak kasus jalan yang belum dikawinkan dengan studi kemacetan. Seharusnya itu dikombinasikan antara kemacetan, kerusakan jalan, dan materialnya. Itu penting agar solusi yang dihasilkan lebih komprehensif,” jelasnya.
Selain aspek teknis, tantangan besar pemerintah daerah yang dihadapkan pada keterbatasan anggaran, sementara tuntutan masyarakat terhadap kualitas jalan terus meningkat. Karena itu, Ahmad Horison menilai penentuan skala prioritas menjadi kunci.
“Tidak mungkin semua jalan dibangun sekaligus. Harus ada skala prioritas berdasarkan aspek sosial, ekonomi, teknis, dan bahkan politik. Mana yang paling penting dan paling memungkinkan, itu yang didahulukan. Semua harus dihitung dengan optimasi,” tegasnya.
Sementara itu, Kepala BPJN Lampung, M. Ali Duhari, mengatakan Bina Marga Goes To Campus digelar untuk memperkenalkan secara langsung peran dan tugas BPJN kepada mahasiswa dan kalangan akademisi.
Cek Berita dan Artikel lainnya di Google News
Sumber:
