Laba Bersih PLN Teraudit Naik 38,6 Persen

Selasa 25-05-2021,13:17 WIB
Editor : Ari Suryanto

RADARLAMPUNG.CO.ID – Kinerja keuangan PLN meningkat cukup signifikan di tengah pemulihan ekonomi dari pandemi Covid-19. Hal itu juga berkat efisiensi di sisi teknis dan operasional serta inovasi-inovasi melalui Program Transformasi PLN yang dijalankan sejak April 2020 lalu. Direktur Utama PT PLN Zulkifli Zaini menjelaskan, laba bersih yang diraih PLN tahun 2020 naik 38,6 persen, atau membukukan laba bersih sebesar Rp5,9 triliun. Posisi ini naik Rp1,6 triliun dibandingkan perolehan laba bersih tahun 2019 sebesar Rp4,3 triliun. \"Laporan keuangan tahun 2020 ini juga telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Tanudiredja, Wibisana, Rintis & Rekan (PwC Indonesia) dengan Opini Tanpa Modifikasian dan dirilis pada tanggal 24 Mei 2021, serta menunjukkan kenaikan tersebut. Dengan peningkatan laba bersih tersebut, terbukti bahwa program transformasi dapat kami katakan berjalan sesuai rencana dan target,” katanya dalam keterangan tertulisnya, Selasa (25/5). Diterangkan Zulkifli, program transformasi PLN yang sudah dijalankan berkontribusi dalam memperkuat daya tahan PLN di situasi pandemi, serta berhasil membukukan peningkatan laba bersih, dan membukukan pendapatan usaha sebesar Rp345,4 triliun. Dari jumlah tersebut, lanjutnya, pendapatan penjualan tenaga listrik mencapai Rp274,9 triliun, termasuk di dalamnya subsidi stimulus Covid-19 sebesar Rp13,8 triliun membantu 33 juta pelanggan. Selain itu terdapat pendapatan subsidi sebesar Rp48 triliun yang menjangkau 37 juta pelanggan dan kompensasi Rp17,9 triliun untuk 42 juta pelanggan. “Pencapaian ini merupakan hasil dari transformasi PLN, yang berfokus pada peningkatan pendapatan dan menurunkan biaya pokok penyediaan, serta peningkatan layanan,\" imbuhnya. Ia menambahkan, upaya peningkatan pendapatan dan pelayanan kepada pelanggan, PLN juga mengembangkan lini usaha di luar kelistrikan dan melakukan optimalisasi aset PLN. Usaha tersebut antara lain membangun layanan internet dan infrastruktur kendaraan listrik, dan juga kemudahan layanan yang dilakukan melalui Super Apps PLN Mobile. Zulkifli menambahkan, selain upaya efisiensi, korporasi yang dipimpinnya juga meningkatkan pengelolaan berbasis Good Corporate Governance (GCG), pengendalian likuiditas yang ketat, memperkuat pengelolaan Manajemen Risiko, dan pengelolaan keuangan yang hati-hati. “Di sisi pengelolaan keuangan, PLN juga membangun Cash War Room yang dikelola secara prudent, dan dimonitor oleh on daily basis, Management Information System yang terintegrasi, dan sistem pengadaan yang sebagian besar terdigitalisasi,” papar Zulkifli. Dengan seluruh langkah efisiensi dan penghematan ini, sepanjang tahun 2020, PLN mampu menurunkan beban usaha dengan cukup signifikan. Dari yang semula beban usaha sebesar Rp315,4 triliun di tahun 2019, menjadi hanya sebesar Rp301 triliun di tahun 2020. Artinya, ada pengurangan sebesar Rp14,4 triliun pada beban usahanya. Usaha-usaha di atas akan terus dilakukan dalam rangka mewujudkan transformasi PLN menjadi perusahaan listrik terkemuka se-Asia Tenggara dan nomor 1 pilihan pelanggan untuk solusi energi. (rur/rls/sur)

Tags :
Kategori :

Terkait