radarlampung.co.id – Hiruk pikuk terdengar dari pasar malam di pinggir Jalan Untung Surapati, Labuhanratu, Bandarlampung. Bising. Ditingkahi lalu lalang warga yang memenuhi kawasan tersebut. Salah satu sumber suara adalah dari bangunan berupa tabung raksasa dari kayu. Tingginya sekitar 10 meter dengan diameter 12 meter. Suara seorang lelaki terdengar nyaring mengajak warga mendekat. Ia adalah penjual karcis di wahana aksi motor di tabung raksasa atau kerap disebut Tong Setan. Penonton berdatangan. Menaiki 30 anak tangga menuju puncak tong. Lalu, seorang wanita berhijab duduk di depan pintu Tong Setan, Sembari menunggu para penonton memenuhi area tong. Beberapa saat kemudian, ia menghidupkan motor. Terdengar raungan kuda besi. Asap mengepul. Sang wanita dan dua rekan lelakinya bersiap. Motor mulai dipacu. Berputar di dinding tong. Tak jarang nyaris menyentuh bibir tong. Penonton tegang. Sesekali penonton melemparkan uang. Sang joki menyambut. Bergantian, aksi menegangkan berlangsung hingga sekitar delapan menit. Tak hanya mengendarai motor dengan posisi normal. Terkadang pengendara merubah posisi dengan berbaring, berdiri, mengangkat sebelah kaki atau memindahkan kedua kaki di sisi yang sama. Devi Apriliani, nama wanita berhijab berusia 20 tahun yang menjadi joki motor Tong Setan. Sejak tiga tahun lalu, wanita asal Medan, Sumatera Utara ini menekuni profesi menegangkan tersebut. Keliling Indonesia bersama sang suami, Ahmad Herdiansyah Daulay yang juga bekerja di pasar malam serta buah hati mereka, Cheryl Aulidy Rahma Daulay yang baru berusia satu tahun. Sepele, alasan Devi menjadi joki motor Tong Setan. Ingin cepat bekerja selepas SMA. Ini juga terinspirasi dari saudaranya yang berprofesi sama. Dengan modal kemampuan mengendarai sepeda motor kopling, Devi memulai profesi itu. ”Hobi saya memang agak beda dari temen-temen. Suka bola dan nonton motor balap, Temen-temen saya juga banyak laki laki,\" kata Devi. Ketakutan terkadang menghinggapi wanita bertubuh ramping ini. Namun ia berusah mengendalikan perasaannya. ”Di balik itu, kita menghibur orang. Ada perasaan senang. Waktu mereka tepuk tangan lihat atraksi kita. Ya, seneng,” sebut dia. Bahkan, Devi masih bekerja sebagai joki meski usia kandungannya memasuki tujuh bulan. \"Pas lagi hamil 5-7 bulan, saya tetep kerja. Mau gimana lagi. Malah ketika saya hamil, lebih semangat bekerja demi si buah hati,\" tandasnya. Bukan tanpa risiko. Devi pernah terjatuh saat tampil. Namun ini membuatnya lebih penasaran. ”Saya pernah jatuh dan nggak sadar. Sampai tangan patah dan memar di kaki. Tapi nggak lama. Saya kerja lagi,” kenangnya. (gar/ais)
Mama Muda “Penunggu” Tong Setan
Minggu 09-02-2020,14:30 WIB
Editor : Alam Islam
Kategori :