RADARLAMPUNG.CO.ID - Dibanding 2019 lalu, tren bencana alam di Lampung Barat mengalami penurunan drastis tahun ini. Bahkan per September 2020, menurun sekitar 50 persen.
Pada 2019, tercatat 101 bencana alam terjadi di Lambar. Sementara tahun ini hanya 57 peristiwa.
Kabid Kedaruratan dan Logistik Mekal Novisa mewakili Kepala BPBD Lambar Maidar mengatakan, pada 2019 lalu, kerugian akibat bencana mencapai Rp1.097.340.000. Sementara tahun 2020, kerugian yang disebabkan bencana sebesar Rp572.000.000.
”Pada 2019 lalu, bencana alam yang terjadi awal tahun sebagian besar banjir, tanah longsor dan pohon tumbang. Sementara memasuki pertengahan hingga akhir tahun, bencana yang terjadi yakni kebakaran. Kemudian gempa bumi, tenggelam, masalah gajah liar dan longsor,\" kata Mekal
Sementara untuk 2020, bencana yang paling banyak terjadi adalah kebakaran. Kemudian banjir, longsor, tanggul jebol dan pohon tumbang.
Untuk korban meninggal dunia yang disebabkan bencana pada tahun 2019 tercatat satu orang. Kemudian tahun ini dua orang.
Untuk banjir, wilayah yang rawan adalah Kecamatan Bandarnegeri Suoh, Pagardewa; Pekon Bedudu dan Sukarame, Kecamatan Belalau, dan Batubrak.
Kemudian rawan longsor di Batuketulis, Balikbukit dan Batubrak. \"Sementara kebakaran rawan terjadi di daerah permukiman padat penduduk, seperti Balikbukit, Sukau, Batubrak, Sumberjaya, Kebuntebu, Waytenong dan wilayah lainnya,” urainya.
Mekal melanjutkan, warga yang mengetahui ada bencana alam diharapkan segera melapor melalui aparat pekon dan kecamatan. \"Bisa juga menghubungi call center 112,\" tandasnya. (nop/ais)