Unila Gelar Seminar Internasional soal Konservasi Mangrov dan Ecotourism

Kamis 20-09-2018,15:07 WIB
Editor : Redaksi

Radarlampung.co.id - Universitas Lampung (Unila) mengadakan seminar internasional bertajuk \"Community-Oriented and Watershed-based Approach for Harmonizing Enviromental Conservation and Regional Economy\" di lantai dua Gedung Rektorat Unila, Kamis (20/9). Kegiatan itu diresmikan oleh Rektor Unila Prof. Dr. Hasriadi Matakin, M.P. yang dalam sambutannya, Dia menyampaikan selamat datang kepada para pembicara yang telah hadir di Kampus Hijau. Seminar ini menghadirkan 3 pembicara utama, yakni Prof. Ryohei Kada dari Shijonawate Gakuen University dan Shiga University, yang membawakan materi berjudul \"International Collaboration for Sustainable Resource Management ini Asia\". Selanjutnya, Prof. Muhajir Utomo dari Unila yang membawakan materi berjudul \"Historical and Scientific Prespectives on Mangrove Conservation on Lampung\", dan Prof. Kazue Fujiwara dari Yokohama National University yang membawakan materi berjudul \"Mangrove Conservation ADN Ecosystem Services: lessons from Asia experiece. Acara yang merupakan kolaborasi para peneliti dari Indonesia, Jepang dan Filipina ini terdiri dari 4 sesi yang diisi oleh para peneliti dari Unila, University of the Philippines Los Banos, Kyushu University, Shijonawate Gakuen University, dan Shiga University. Profesor Ryohei Kada bersama Program Officer Leader Toyota Foundation bekerja sama dalam riset demi kesejahteraan khalayak banyak. Prof Kada mengaku sangat senang berbagi ilmu yang ia dapat dari Jepang begitu juga sebaliknya, tujuan utamanya untuk mengembangkan hutan mangrov di Marga Sari Lampung Timur, yang merupakan lahan milik Unila seluas 700 hektare dan belajar dari bencana yang pernah melanda di 3 negara mengurangi kerugian. [caption id=\"attachment_17625\" align=\"alignnone\" width=\"300\"] Foto Melida Rohlita/Radarlampung.co.id[/caption] Jepang, Indonesia dan Filipina merupakan negara yang bencananya sama yaitu tsunami, Jepang sudah melakukan riset yang mengubah danau di Osaka dari kotor dan sekarang layak digunakan kembali, dan sekarang di Marga Sari tempat hutan mangrov berasal dijadikan tempat pencegahannya dengan menahan abrasi dengan singkat konsep mangrov. “Kemudian tempat itu banyak sekali keanekaragaman hayati jadi potensial dijadikan ecotourism juga sebagai pendapatan lokal, dan terakhir tempat wisata yang bagus untuk dikunjungi,” kata dia. Sementara itu perwakilan Toyota Foundation  mengatakan, Unila adalah universitas yang mempunyai kesempatan langka karena menang berkompetisi dengan negara lain. “Kita dari Jepang bekerja sama dengan Unila setelah proposal Unila untuk Toyota Foundation dikabulkan. Yaitu dari 300 proposal hanya 15 proposal yang kami terima, salah satunya Unila perwakilan Indonesia,” ungkap Kenta Kusuda. (mel/apr)

Tags :
Kategori :

Terkait