Bujang Rahman: Korupsi karena Hilang Iman, Sabar, dan Malu!

Selasa 26-11-2019,22:30 WIB
Editor : Anggri Sastriadi

RADARLAMPUNG.CO.ID - Tindakan korupsi disebabkan karena kehilangan keimanan, kesabaran, dan rasa malu. Hal ini diungkapkan Wakil Rektor I Unila Prof. Dr. Bujang Rahman saat mengisi Seminar Nasional Pendidikan bertema Peran Strategis Guru dalam Pendidikan Antikorupsi untuk Peningkatan SDM Indonesia Unggul di Gedung Sesat Agung Nuwo Balak, Selasa (26/11). \"Tindakan korupsi itu karena kehilangan. Yakni hilang keimanan, sabar, dan malu. Masalah korupsi adalah masalah moral. Hilang keimanan tak punya pegangan, tidak sabar karena ingin instan, dan masalah moral tidak tahu malu apa yang diperbuat salah,\" katanya. Guna menangkal tindakan korupsi, kata Bujang, perlu ada penguatan pendidikan agama. \"Perlu ada penguatan pendidikan agama. Pendidikan agama bukan hanya tugas guru agama. Jadi kewajiban semua, baik keluarga, guru, dan lingkungan masyarakat. Dengan keimanan bisa membentengi untuk melakukan perbuatan buruk atau korupsi,\" ujarnya. Kemudian, kata Bujang, penguatan budaya. \"Tak ada budaya di Indonesia ini yang menghalalkan hak orang lain. Termasuk melanggar aturan. Gimana budaya ini dipegang dan diamalkan oleh anak-anak kita. Kalau di Jepang, koruptor bunuh diri karena tak punya tempat dan dikucilkan,\" ungkapnya. Ketiga, kata Bujang, harus ada keteladanan. \"Harus ada keteladanan, baik dari orang tua, guru, dan seluruh komponen masyarakat. Berikan contoh yang baik kepada anak-anak bangsa,\" katanya. Terkait yang terjadi selama ini di dunia pendidikan, kata Bujang, karena kekurangtahuan cara mempertanggungjawabkan secara administratif. \"Kurang tahu cara mempertanggungjawabkan secara administratif. Contohnya di sekolah pengelolaan dana BOS. Pengawasan juga perlu. Pengawas yang paham dan punya integritas. Masyarakat juga jadi pengawas. Kalau pengawasnya kotor semua jadi kotor. Paling penting di lingkungan sekolah menciptakan kondusiivitas dan akademik. Contoh dana BOS belum keluar, tapi ribut di mana-mana. Nggak usah takut. Kebersaman dan kesolidan antarsekolah itu penting,\" tegasnya. Direktorat Pendidikan dan Pelayanan Masyarakat Deputi Bidang Pencegahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) RI Anisa Nurlita Sari memaparkan peran KPK dalam pemberantasan tindak pidana korupsi. \"KPK bukan yanya bertugas melakukan penindakan. Tapi juga melakukan pencegahan dan sosialisasi. Ini agar budaya korupsi bisa dihilangkan,\" katanya. Anisa juga menyatakan guru adalah penggerak integritas. \"Guru itu penggerak integritas. Sebagai role model. Dimulai dari sekolah bagaimana mengondisikan kelas. Bagaimana mengonversikan nilai-nilai di semua mata pelajaran,\" ujarnya. Para guru, kata Anisa, harus menjadi teladan. \"Perilaku guru harus jadi contoh hingga ke anak-anak. Harus mengimplementasikan nilai-nilai kebaikan. Jangan korupsi waktu. Pendidikan antikorupsi ini jangka panjang. Jadi harus konsisten dan terus- menerus,\" tegasnya. (sya/ang)

Tags :
Kategori :

Terkait