RADARLAMPUNG.CO.ID - Dugaan penganiayaan terhadap wartawan terjadi di Tulangbawang. Junaidi Romli (45), wartawan salah satu media online di Tulangbawang diduga menjadi korban penganiayaan oleh oknum preman di Dinas Kesehatan (Diskes) setempat. Peristiwa tersebut bermula saat Junaidi dihubungi terlapor HI, Kamis (27/8) siang, sekira pukul 13.00 WIB. Dia diminta HI untuk datang ke Dinkes Tulangbawang. Tanpa menaruh curiga, warga Jalan Cahaya, Gang Diduk, Menggala, tersebut datang menemui HI di kantor Dinkes setempat. Setibanya di lokasi, Junaidi langsung masuk ke ruang Sekretaris Dinas Kesehatan. Di ruangan itu telah menunggu Sekretaris Dinkes Lasmini dan HI. Usut punya usut, ternyata Junaidi dipanggil terkait salah satu pemberitaan di portal online miliknya. Ternyata oknum preman tersebut merasa keberatan dengan pemberitaan yang berjudul \"RSUD Menggala dan Dinkes Tuba Terkesan Lalai\" itu. Di ruangan itu, Junaidi menjelaskan perihal pemberitaan tersebut. Dia mengungkapkan, jika pihak Dinkes keberatan, dapat memberikan hak jawabnya. Setelah itu, terjadilah cek-cok berujung tindakan intimidatif dari HI. \"Saya tidak menduga sampai dikurung dan dibekap di ruangan. Saya lalu menjerit meminta pertolongan. Kemudian saya mencari celah untuk lepas dari bekapan oknum preman itu lalu kabur,\" katanya, Jumat (28/8). Merasa mendapatkan tindakan intimidatif dari oknum preman tersebut, Junaidi lalu melaporkannya ke satuan reserse dan kriminal (Satreskrim) Polres Tulangbawang. Laporan tersebut tertuang dalam surat Nomor: STTLP/B-209/VIII/2020/LPG/RESTUBA. Junaidi berharap aparat kepolisian dapat mengusut kasus ini. Dia mengaku mengalami trauma dan ketakutan akan bahaya yang mengancamnya dan keluarganya. Sementara itu, Kasat Reskrim Polres Tulangbawang AKP Sandy Galih Putra mengatakan, pihaknya segera memanggil saksi-saksi terkait kasus ini. \"Iya, kemarin sudah laporan. Akan kita dalami dulu, baru panggil saksi-saksi,\" singkatnya saat di hubungi radarlampung.co.id. Terpisah, Sekretaris Dinkes Tulangbawang Lasmini menyampaikan klarifikasinya. Dia membenarkan jika meminta HI untuk memanggil Junaidi lantaran keduanya saling kenal. \"Saat diklarifikasi berita tersebut, saudara Junaidi tidak terima. Dia berdiri lalu membentak saya yang duduk di hadapannya,\" ungkapnya. Setelah itu, lanjut Lasmini, Junaidi diajak keluar oleh HI. \"Namun yang bersangkutan malah berteriak-teriak minta tolong,\" jelasnya. Sekretaris Dinkes Tulangbawang itu juga menyangkal terkait aksi premanisme di kantornya. \"Tidak ada penyekapan atau ancaman pembunuhan di ruangan saya seperti yang ramai diberitakan,\" tandasnya. (nal/sur)
Merasa Dianiaya Oknum Preman, Wartawan Media Online Lapor Polisi
Jumat 28-08-2020,14:34 WIB
Editor : Ari Suryanto
Kategori :