radarlampung.co.id-DPRD Kabupaten Tanggamus meninjau sejumlah posko gugus tugas Penanganan Covid 19 pada sejumlah pekon (desa). Peninjauan dipimpin Wakil Ketua I DPRD Tanggamus Irwandi Suralaga. Turut mendampingi anggota DPRD Edy Yalismi, Mujibul Umam, Hendrawan Adam dan Johny Wahyudi. Posko pertama yang dikunjungi adalah Posko Covid-19 di Pekon Tanjungheran. Rombongan kemudian bergerak ke pekon Sumanda, Pekon Way Jaha Kecamatan Pugung, Pekon Kebumen Kecamatan Sumberejo, lalu di susul posko Covid 19 di rest area kecamatan Pugung, Pekon Sinar Banten, Masjid Jami Banjar Negeri Gunung Alip dan Pekon Gisting Atas. Para anggota DPRD juga membagikan nasi kotak untuk para petugas jaga di setiap pos yang dikunjungi. Dari peninjauan posko di sejumlah pekon tersebut, DPRD memberikan kritikan. Diantaranya ada posko pekon yang keberadaannya terkesan hanya formalitas. Posko berdiri namun relawan dan petugas tidak ada. Sehingga hanya ditempati masyarakat untuk berkumpul saja. Lalu ada juga posko pekon yang tak mempunyai fasilitas seperti tempat cuci tangan, meja yang kosong tak ada alat semacam untuk test suhu tubuh dan lain sebagainya. Wakil ketua I Irwandi Suralaga menyampaikan, kunjungan ke posko-posko yang berada di pekon dan Posko Terpadu di Pugung untuk memberikan motivasi dan semangat kepada relawan yang menjadi garda terdepan pencegahan penyebaran covid 19 di Tanggamus, agar kabupaten ini bisa tetap zero dari virus corona. Lalu terkait keluhan para relawan yang berada di posko pekon maupun diposko terpadu di Rest Area Pugung, ia menyadari bahwa perhatian maupun fasilitas masih minim, namun semangat para relawan yang menjadi pahlawan saat ini patut diapresiasi atas semangat yang tinggi para relawan. \'\'Saya minta kepada para kawan kawan relawan yang menjadi garda terdepan dalam menangani covid 19 tetap ikhlas menjalani tugasnya, tetap semangat, kita bersama-sama menjaga Tanggamus agar tetap zero corona,” katanya. Sementara itu dr. Meri yang tengah berjaga di posko rest area Pugung mengatakan, keluhan para relawan terutama tenaga medis adalah banyaknya kekurangan alat pelindung diri (APD). Dan lagi dimana harus saling berbagi dengan petugas posko lainnya dan juga petugas medis yang berada di Puskesmas, rata-rata alat APD ini hanya sekali pakai namun tidak dibuang melainkan dipakai lagi oleh petugas medis lainnya. \" APD kami harus bergantian, kami mengakalinya dengan penyemprotan disinfektan saja, sebenarnya tidak dianjurkan, dan kita tidak bisa memastikan warga yang diperiksa aman atau tidak, maka tetap kita antisipasi dengan memakai APD, kendalanya adalah ketersedian APD, diskes sudah memerintahkan dana yang ada di puskesmas digunakan seluas-luasnya untuk melakukan pembelian, namun APD yang langka dan masih cukup sulit mendapatkannya, \"ujar Meri. Selain itu lanjutnya, pemantauan kepada masyarakat masih cukup sulit, seperti agar tetap diam dirumah.\" Kita terus berupaya mencegah rantai pemularan covid 19 ini dengan menghimbau warga agar tetap dirumah, keluar jika sangat penting saja, biarkan kami yang bekerja di luar, masyarakat sayangi diri sendiri untuk tidak keluar rumah,\"tutupnya. (zep/rnn/ehl/wdi)
Miris, Posko Covid-19 jadi Tempat Kumpul Warga
Minggu 26-04-2020,15:53 WIB
Editor : Widisandika
Kategori :