Pelatihan Instalasi Hidroponik dan Rumah Hijau untuk Pertanian Pekarangan

Senin 31-08-2020,09:03 WIB
Editor : Widisandika

Oleh Ir. Laksmi Irianti,MT. Dr.Eng .Ika Kustiani,ST.,M.Eng.Sc. Dr.Eng. Ratna Widyawati,ST.,MT. Amril M. Siregar,ST.,MT. RADARLAMPUNG.CO.ID-Kampung Sinar Harapan adalah salah satu daerah pertanian perkotaan di pinggiran Kota Bandarlampung. Di tengah tantangan menghadapi alih fungsi lahan dan ketersediaan sumberdaya air untuk lahan pertanian, kampung ini memiliki potensi untuk dikembangkan sebagai Kampung Agro Widya Wisata. Untuk mengatasi permasalahan dan mengembangkan potensi yang ada, maka daerah pertanian perkotaan perlu melakukan upaya optimalisasi pemanfaatan lahan dan sumberdaya yang tersedia. Mata pencaharian penduduk Kampung Sinar Harapan sebagian besar petani pemilik dan penggarap lahan sawah semi teknis dan tadah hujan. Selain itu, mereka juga bertani hortikultura terutama dalam kegiatan optimalisasi pekarangan yaitu sayuran, jamur, bunga, biofarma, tabulampot, beternak sapi, kambing dan unggas serta budidaya ikan air tawar. Terdapat pula beberapa usaha penunjang agribisnis seperti pengolahan hasil pertanian. Terdapat beberapa organisasi kelompok tani yang menjalankan unit usaha tertentu serta terdapat pula beberapa lembaga ekonomi pedesaan yang menyediakan akses fasilitas permodalan. Kampung ini merupakan wilayah binaan PPL (Penyuluh Pertanian Lapangan) Kota Bandar Lampung dan terpilih sebagai Kampung Agrowidya Wisata Program TP4K (Tim Percepatan Pembangunan Pertanian Perikanan dan Kehutanan). Oleh karenanya, kampung ini dipandang sangat potensial untuk dikembangkan sebagai Lorong Hijau pusat pelatihan, penelitian, dan edukasi berbasis pertanian dan kesehatan, serta Sentra Pertanian Polivalen berbasis pertanian perkotaan (urban farming) atau pertanian pekarangan (urban gardening) dengan konsep optimalisasi pekarangan, kegiatan pertanian hulu-hilir, berdaya saing, memiliki motif sosial edukatif-profit dan bertujuan kesejahteraan masyarakat. Salah satu metode optimalisasi pemanfaatan lahan dan air yang efektif diaplikasikan untuk pertanian perkotaan adalah dengan mengembangkan sistem pertanian pekarangan dengan metode hidroponik dan rumah hijau. Metode pertanian pekarangan di daerah perkotaan dengan sistem hidroponik dan rumah hijau adalah salah satu upaya yang dapat dilakukan untuk mengantisipasi kondisi keterbatasan ketersediaan air dan lahan bagi pertanian adalah dengan optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam dan lahan pekarangan dengan sistem pertanian perkotaan hemat air dan ramah lingkungan. Sistem hidroponik dan rumah kaca juga merupakan solusi dari masalah terkait lainnya seperti kualitas fisik atau kesuburan tanah yang menurun akibat pencemaran limbah, pupuk kimia buatan, praktek budidaya yang salah, erosi, pembangunan yang tidak ramah lingkungan, ketergantungan tanaman pada iklim, pasar hasil pertanian yang tidak terstruktur, serta tuntutan masyarakat yang makin terdidik akan kebutuhan pangan yang bernutrisi dan sehat. Sistem hidroponik dapat dikombinasikan dengan rumah hijau. Dimana secara sederhana, ditambahkan atap dan plastik UV di sekeliling sistem hidroponik, sehingga terbentuk sistem rumah hijau. Dengan menggunakan pilihan bahan yang tepat dan murah, teknik hidroponik dan rumah hijau sangat tepat diaplikasikan untuk pertanian pekarangan di areal perkotaan. Berdasarkan perumusan masalah di atas, sistem ini dipandang sangat sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dapat diterapkan di Kampung Sinar harapan. Hal ini didukung oleh masyarakat petani Kampung Sinar Harapan yang aktif merespon upaya sosialisasi paket teknologi untuk mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada. Dengan target utama ibu-ibu anggota Kelompok Wanita Tani (KWT), kegiatan Pemberdayaan Kelompok Wanita Tani Kelurahan Rajabasa Jaya melalui Pelatihan Instalasi Hidroponik dan Rumah Hijau Pertanian Pekarangan di Kampung Sinar Harapan bertujuan untuk meningkatkan keterampilan keluarga dan masyarakat dalam pemanfaatan lahan pekarangan di perkotaan untuk budidaya buah, sayuran dan tanaman obat keluarga (toga). Kemudian, memenuhi kebutuhan konsumsi sayuran dan buah yang menunjang gizi keluarga serta masyarakat secara lestari dalam suatu kawasan. Serta mengembangkan kegiatan ekonomi produktif keluarga dan menciptakan lingkungan hijau yang bersih dan sehat secara mandiri. Diharapkan dengan teknologi yang ditawarkan dapat diadopsi dan diterapkan secara individual dan berkelompok secara berkelanjutan dan bermanfaat untuk mengatasi masalah keterbatasan lahan pertanian dan ketersediaan air akibat alih fungsi lahan pertanian dan berkurangnya kualitas dan kuantitas air pertanian. Menghasilkan alternatif metode pertanian yang intensif dengan mengoptimalkan pemanfaatan lahan pekarangan dan manipulasi kondisi lingkungan namun ramah lingkungan, murah dan efisien yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan rumah tangga maupun bernilai ekonomi. Lalu, menghasilkan pemasukan sampingan dari hasil penjualan komoditas hortikultura bernilai ekonomi. Dan transfer ilmu pengetahuan dan teknologi yang dapat diterapkan dan diaplikaasikan langsung oleh 30 anggota KWT serta anggota masyarakat yang lebih luas. Yang pada akhirnya dapat meningkatkan pengetahuan masyarakat yang dapat dipergunakan untuk meningkatkan kesejahteraaan keluarganya.(*)   *Penulis adalah Dosen Jurusan Teknik Sipil Universitas Lampung.  

Tags :
Kategori :

Terkait