RADARLAMPUNG.CO.ID - Terpapar virus Corona jangan risau. Apalagi malu. Terlebih ini bisa menjangkiti siapa saja. Baik orang tua, pemuda, termasuk anak anak. Mulai dari pejabat, tokoh hingga masyarakat biasa.
Isolasi diri menjadi hal yang harus dilakukan saat seseorang terjangkit virus yang menyerang organ pernapasan tersebut.
Seperti dilakukan Bupati Sujadi Saddat. Setelah hasil pemeriksaan terkonfirmasi positif Covid-19, orang nomor satu di Pemkab Pringsewu itu memilih isolasi di RSUD.
\"Sesegera mungkin mengambil langkah bila kondisi badan terasa kurang fit,\" pesan Sujadi Saddat.
Dirinya lantas menceritakan awal kondisinya sebelum dinyatakan terkonfirmasi positif Covid 19.
Isolasi di Rumah Sakit Awalnya Sujadi merasakan tubuhnya seperti sakit biasa. Layaknya gejala flu. \"Seperti masuk angin. Kemudian dikerik dan dipijit. Selanjutnya biasa saja,\" kata Sujadi.
Namun saat diperiksa dokter, Sujadi disarankan untuk pemeriksaan lebih detil dengan menjalani tes Swab. Hasilnya terkonfirmasi positif Covid-19.
Hal ini langsung disikapinya dengan mengisolasi diri di RSUD Pringsewu. Selama menjalani isolasi, kondisi tubuh Sujadi boleh dikatakan biasa saja.
Nafsu makan tetap. Termasuk indera penciuman dan rasa. Tetap seperti orang yang tidak sakit. Begitu juga pernafasannya, yang dirasakan masih normal.
\"Meski sesekali batuk dan cegukan, tapi tak sampai sesak dan juga tanpa memakai alat bantu pernafasan,\" ujarnya.
Dilanjutkan, untuk cegukan, bukan hal yang asing baginya. Mengingat hari-hari biasanya, ia juga sering mengalaminya.
Antara isolasi di rumah sakit dan isolasi mandiri, sebenarnya Sujadi lebih memilih di rumah. Sebab dari sisi psikologis lebih nyaman.
\"Karena begitu masuk rumah sakit, dari sisi kejiwaan ada yang langsung down mentalnya,\" jelasnya.
Tapi tidak semua dapat menjalani isolasi mandiri di rumah. Apalagi yang memiliki penyakit bawaan (komorbid). Mengingat bila sewaktu-waktu kambuh, justru membahayakan.
Tetap Beraktifitas Terpapar Covid-19 dan menjalani isolasi bukan berarti mematikan atau berhenti beraktifitas. Bahkan pekerjaan atau rutinitas sehari-hari juga dapat tetap dilakukan.
Apalagi dengan dukungan teknologi informasi saat ini. Hal ini pula yang dilakukan Bupati Pringsewu Sujadi Saddat.
Selagi bisa, maka tubuh tetap harus bergerak. Tujuannya agar tetap bugar. Salah satunya dengan olahraga ringan.
\"Olahraga ringan. Jalan kaki di sekitar ruang isolasi. Berjemur di cahaya matahari pagi juga dapat dilakukan,\" ujarnya.
Begitu pula dengan aktifitasnya sebagai pelayan masyarakat, tetap dilakukan. Dirinya harus melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya.
Bila dikenal dengan istilah work from home, maka Sujadi melakukan work from hospital. \"Bekerja dari rumah sakit,\" aku Sujadi.
Artinya, pekerjaan tetap dapat dilakukan. Dicontohkannya, untuk penandatangan berkas. Ia juga mempraktikkan cara kerjanya.
Mulai dari tetap memakai masker dan sarung tangan hingga menyemprotkan disinfektan. Baik sebelum maupun setelah aktifitas.
Begitu juga mengajar mengaji Kitab Tafsir Jalalain untuk para santri. Sujadi tidak melupakannya
Usai salat Subuh, melalui aplikasi zoom, juga disiarkan secara langsung melalui Facebook Radio Nada Umat. Selain para santri, masyarakat umum juga dapat mengikutinya.
Optimisme Diri dan Dukungan Moril Mengingat pengobatan Covid-19 tak hanya secara medis, dukungan moril dari lingkungan serta optimisme diri sendiri menjadi salah satu langkah mempercepat kesembuhan.
Hal ini menurut Sujadi berdasar pengalaman dari serangkaian proses yang dilihat. Orang yang memiliki gejala, meninggal, dimakamkan, sampai dirinya sendiri yang terkena Covid-19.
\"Sikap optimisme untuk sembuh. Kemudian dukungan sekitar dan keluarga, ikut mempercepat proses penyembuhan,\" tegasnya.
Begitu besarnya dukungan moril membantu proses penyembuhan, langsung dia rasakan sendiri.
\"Kebetulan beberapa anggota keluarga dan para santri kami juga terkonfirmasi positif Covid-19. Sehingga selama isolasi, saling memberi dukungan moril untuk kesembuhan bersama,\" akunya.
Tidak kalah pentingnya, mempercayakan semua perawatan pada tim medis, termasuk dokter. Mengingat merekalah orang-orang yang memang benar ahlinya.
\"Ikuti semua petunjuk tim medis serta dokter. Kalaupun sebenarnya kita sudah pengin pulang, bila belum boleh, ya ikuti,\" pesannya.
Covid-19 Ada! Saring sebelum sharing. Pesan Bupati Pringsewu Sujadi Saddat menyikapi banyak berseliwerannya informasi terkait Covid-19.
\"Covid-19 itu nyata ada. Jangan mudah percaya bila ada yang coba memprovokasi, memutarbalikkan fakta bila Covid-19 tak ada,\" tegasnya.
Lanjutnya, terkena Covid-19 bukan aib. Ini merupakan makhluk Allah SWT yang datang ke dunia, justru untuk menguji mental dan spiritual manusia itu sendiri.
Terkait munculnya pandangan sebagian masyarakat, bila seseorang terlihat sehat ataupun ketika jatuh sakit, namun kemudian di-corona-kan, hal ini tentunya tidak serta merta dapat dilihat dari satu sisi saja.
Untuk kebenarannya, berdasar hasil pemeriksaan oleh orang yang benar-benar ahli dibidangnya. \"Bisa saja terlihat normal. Baik tensi darah sekitar 125, suhu badan 35-36 derajat celcius. Tapi hasil Swab, ditambah rontgen organ pernafasan, ternyata ada virusnya,” beber Sujadi.
Zona Merah, Hadapi Covid Butuh Peran Seluruh Elemen Status Pringsewu yang kini masuk zona merah penyebaran virus Corona membutuhkan peran berbagai kalangan untuk mengatasinya.
Dengan status ini, bukan menjadikan pemkab serta masyarakat berkecil hati. Namun justru bahan evaluasi guna perbaikan dan semakin mewaspadai untuk pencegahan Covid-19.
Pemerintah, termasuk di Pringsewu tak dapat bekerja sendirian menghadapi pandemi ini. Butuh peran serta seluruh elemen masyarakat. Termasuk, para alim ulama, para tokoh, dan semua pihak lainnya.
\"Para tokoh, alim ulama dapat menjadi contoh dalam menghadapi Covid-19. Suri teladannya dibutuhkan melalui ucapan dan perbuatan untuk menyejukkan umat,\" kata Sujadi.
Terlebih, terus Sujadi, kini juga muncul ungkapan takutlah hanya kepada Allah, jangan takut sama Corona. \"Padahal yang dimaksud untuk mewaspadai virus tersebut. Bukan menomorsekiankan keberadaan Allah SWT,\" tandasnya.
“Takut pada Corona bukan berarti tidak takut sama Allah SWT. Justru sebaliknya. Mempertebal keimanan dan ketaqwaan,\" imbuhnya.
Ajak Semua Taat Prokes Kepada seluruh pihak, Bupati Sujadi Saddat tidak henti-hentinya mengajak serta menghimbau untuk taat protokol kesehatan dalam kehidupan sehari hari
Yakni memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan dan mengurangi mobilitas diri.
\"Dengan budaya prokes 5M, sangat berkontribusi besar dalam upaya menekan dan menurunkan angka penyebaran virus Corona di wilayah Pringsewu,\" ujarnya mengingatkan.
Selain itu, bupati juga me-warning jajarannya untuk menaati aturan yang ditetapkan. Termasuk bagi kepala pekon, camat serta abdi masyarakat lainnya di jajaran Pemkab Pringsewu untuk memberi contoh.
Pihaknya tidak akan mentolerir bila ada yang melanggar. “Ikut nyanyi-nyanyi hajatan misalnya. Membuat kerumunan. Pilihannya mau karantina di polsek atau rumah sakit,” tegas Sujadi. (sag/ais)