Gerakan Jumantik Terus Digalakkan

Minggu 15-12-2019,21:00 WIB
Editor : Anggri Sastriadi

RADARLAMPUNG.CO.ID - Gerakan satu rumah satu juru pemantau jentik (Jumantik) terus digalakan Pukesmas Kalirejo Kecamatan Negeri Katon dalam rangka mencegah dan menurunkan penyakit demam berdarah dengue (DBD) diwilayah setempat. Hal ini dilakukan karena tercatat pada Januari 2019 tercatat sudah ada 50 kasus DBD di Kecamatan Negeri Katon. Padahal di tahun 2018 hanya terdapat 40 kasus. Menurut Kepala Puskesmas Kalirejo Hermaina, pada pergantian musim ini ada kemungkinan terjadi peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD). \"Evaluasi yang kita lakukan sampai bulan ini (Desember, Red) sudah ada 117 kasus DBD, sedangkan tahun 2018 hanya ada 40 kasus. Jadi, kemungkinan ada peningkatan kasus DBD. Untuk itu kita perlu melakukan antisipasi bersama dengan melakukan pemberantasan sarang nyamuk (PSN),” ungkapnya Minggu (15/12 Menurut Hermaina, gerakan satu rumah satu jumantik juga merupakan bagian dari upaya pemberantasan sarang nyamuk dengan 3M plus yaitu menguras, menutup dan mendaur ulang ditambah menghindari gigitan nyamuk. “Jadi, kita harapkan seluruh masyarakat melakukan PSN, dan kita juga melatih dan mendidik petugas jumantik yang kita ambil dari kader jumantik yang siap satu rumah satu juru jumantik. Dengan begitu DBD bisa kita atasi karena sebelum menjadi KLB kita sudah lakukan pencegahan dulu,” terang Hermaina. Terpisah Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Pesawaran, Aila Karyus menambahkan,memasuki musim penghujan pihaknya akan mengirimkan surat imbauan kepada seluruh wilayah UPT Puskesmas dan Kecamatan untuk mengantisipasi DBD dan Malaria \"Seperti biasa antisipasi DBD dan Malaria melalui gerakan 3 M plus dan menjaga kebersihan lingkungan, membagikan bubut abate dan PHBS,\"ucapnya. Dikatakan sejumlah wilayah yang dikatagorikan endemis DBD yakni Gedongtataan, Kedondong, dan Tegineneng. Namun pada awal 2019 ini angka kasus DDB di Kecamatan Negerikaton cukup tinggi \"Yang paling tinggi di Negerikaton pada awal 2019 ini. Kalau malaria jauh turunnya dibanding tahun lalu,\"ujarnya. Menurunnya angka kasus malaria di wilayah pesisir lanjut Aila  disebabkan beberapa faktor diantaranya, adanya intervensi lingkungan di wilayah pesisir yang aliran air sudah lancar. \"Selain itu salinitas, dimana kadar garam air di lagun sama dengan kadarnya di laut,\"terangnya. Diketahui berdasar data di Dinas Kesehatan angka kasus DBD dari Januari Hingga September mencapai 625 kasus, diantaranya 4 orang meninggal dunia. (ozi/ang)

Tags :
Kategori :

Terkait